SUKALARANG – Kebakaran semak belukar terjadi di kawasan Puncak Gunung Sabak, Kampung Songgom Desa Periangan Kecamatan Sukalarang, Rabu (19/8), siang. Belum diketahui penyebab kebakaran tersebut. Namun, berdasarkan informasi yang terhimpun, sekitar pukul 12.00 WIB, api pertama kali terlihat di dekat situs batu kadomas.
Kebakaran tak terjadi di satu tempat namun tersebar di sekitar puncak gunung, keadaan ini menyulitkan upaya pemadaman. ’’Kebakarannya tersebar tapi api yang pertama terlihat di dekat salah satu situs, kebetulan sekali saat itu komunitas kami, Saka Adventure berada di tempat itu untuk melakukan pemeriksaan sejumlah situs bersejarah di gunung tersebut. Pemadaman kami lakukan dengan ranting pohon karena tak ada air,” ungkap Ketua Saka Adventure Sukabumi Taufik Kurohman.
Dia menduga, puncak Gunung Sabak sengaja dibakar, sebab kebakaran yang sering terjadi. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, sejumlah anggota komunitas disiagakan di lokasi supaya jika muncul lagi api dapat dicegah sehingga tak meluas. ’’Api sudah dapat kami padamkan, tapi kami siagakan beberapa orang sebagai langkah antisipasi,” imbuhnya.
Taufik menegaskan kerusakan alam yang disengaja oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab patut untuk ditindak tegas. Sebab Gunung Sabak memiliki cagar budaya yang patut dilindungi serta hutan pinusnya yang masih asri. ’’Butuh penyadaran intensif yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat, dengan tujuan mengingatkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan,” tukasnya.
Terbakarnya puncak Gunung Sabak juga mendapat sorotan dari pemerhati lingkungan, K.H Asep Sirojudin Mahmud. Ia mengungkapkan, pemerintah harus melindungi cagar budaya serta situs bersejarah adapun peristiwa kebakaran yang terjadi harus dicari penyebabnya, jika ada pelakunya maka tindak tegas. ’’Kebakaran di Puncak Gunung Sabak sering terjadi dan jangan dibiarkan. Cari penyebabnya lalu tindak tegas karena dapat merusak alam dan lingkungan sekitarnya,” ungkap Abah Cisayar, sapaan akrab Sirojudin.
Menurut dia, Gunung Sabak mempunyai situs dan cagar budaya, sehingga jangan sampai rusak hanya karena gangguan alam yang sengaja diperbuat. Langkah tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakannya. ’’Kami berharap semua situs dan cagar budaya yang berada di Kabupaten Sukabumi dapat dilindungi dan dilestarikan sebab situs itu merupakan warisan sejarah yang dimiliki,” tandasnya. (cr5/vil)