Mengembalikan Pemahaman Kebangsaan Generasi Muda

Belakangan ini kesadaran masyarakat, terutama generasi muda terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa seakan terkikis oleh zaman. Pola pikir, pemahaman, dan perilaku mereka dalam mewujudkan satu persepsi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa pun mulai bergeser, sehingga Pancasila tidak lagi menjadi yang utama.

Berangkat dari keprihatinan itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) berpikir untuk melakukan upaya yang tepat agar dapat mengembalikan lagi kesadaran dan pemahaman tersebut, khususnya generasi muda yang notabene merupakan fondasi kuat suatu bangsa dengan menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Bandung, di antaranya SMKN 1 Soreang, SMKN 1 Katapang, SMAN 1 Margaasih, SMK Sais, MA Al-Mawahib, SMA Saptadharma, dan MA Yamisa secara maraton, minggu lalu.

Kepala Badan Kesbangpol Iman Irianto mengatakan, hal terpenting dalam mewujudkan kembali kesadaran dan pemahaman akan kecintaan terhadap bangsa adalah dengan pembangunan karakter. Setiap individu wajib menanamkan pembangunan karakter dalam dirinya, sehingga apapun yang terjadi dan budaya yang masuk ke lingkungannya, tidak akan bisa mempengaruhi ataupun menggeser pola pikir mereka. ’’Saya sangat prihatin dengan pergeseran pola pikir terutama kaum muda saat ini. Sehingga saya rasa pembangunan karakter sangat penting untuk diterapkan pada mereka,” ujarnya kepada Bandung Ekspres kemarin (18/8).

Menurut Iman, pemerintah memang berkewajiban untuk dapat menguatkan pemahaman masyarakat mengenai tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keanekaragaman ras, suku, budaya, adat-istiadat juga agama. Para generasi muda harus diingatkan kembali mengenai betapa perihnya perjuangan para leluhur mereka saat harus berperang demi mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. ’’Ideologi Pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang wajib dipahami oleh mereka karena demi mencapai hal tersebut, bangsa kita di masa lalu sampai berkorban tenaga, waktu, darah bahkan nyawa. Jadi sangat ironis jika saat ini ada segelintir orang yang kemudian mempertanyakan dan menganggap Pancasila tidak lagi penting,” tukasnya.

Dalam kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan yang telah digelar secara maraton tersebut, Badan Kesbangpol menghadirkan beberapa narasumber dari Polri/TNI, budayawan, serta salah satu dekan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik untuk menyampaikan beberapa materi terkait peran pemuda dalam wawasan kebangsaan yang dikemas secara apik agar para siswa tidak jenuh dan juga lebih tertarik dengan penyampaian materi-materi tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan