[tie_list type=”minus”]Istana Tegaskan Bebas dari Intervensi Parpol [/tie_list]
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimungkinkan bakal kembali melakukan perombakan alias reshuffle kabinet. Mengingat, masih banyak menteri yang kinerjanya terlihat kurang selama ini belum diganti.
’’Belum ada sinyal ke sana,’’ singkat Tim Komunikasi Presiden Jokowi Teten Masduki saat dikonfirmasi wartawan kemarin (13/8).
Meski begitu, dia memastikan bahwa evaluasi terhadap jajaran Kabinet Kerja akan terus dilakukan. ’’Tapi tentu akan terus dilakukan evaluasi,’’ tegas Teten.
Diketahui, Rabu kemarin (12/8), Presiden Jokowi melantik lima pejabat menteri dan sekretaris kabinet untuk sisa periode 2014-2019. Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan ditunjuk sebagai Menko Polhukam menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno yang dicopot, mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menjabat Menko Perekonomian menggantikan Sofjan Djalil yang digeser jadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, jabatan yang ditinggalkan Andrinof Chaniago karena dicopot
Kemudian, ekonom senior Rizal Ramli ditunjuk sebagai Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo yang dicopot, pengusaha Thomas Lembong menjadi Menteri Perdagangan untuk menggantikan Rachmat Gobel yang juga dicopot.
Dari partai Jokowi sendiri yakni PDI Perjuangan direkrut politisi senior Pramono Anung untuk menjabat Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjajanto yang dipecat.
Dia mengatakan, dalam reshuffle tersebut presiden mempertimbangkan berbagai aspek seperti profesiolitas, integritas, dan juga aspek lain yang khusus dalam merespon situasi terakhir masalah ekonomi.
’’Saya kira itu sekarang yang dibutuhkan oleh masyarakat, jadi dalam hal ini Presiden dalam melakukan rekrutmen para menteri baru itu betul-betul memperhatikan aspirasi masyarakat,’’ ujar dia.
Terkait dengan penunjukan Luhut B Pandjaitan yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Presiden sebagai Menteri Koordinator (Menko) bidang Polhukam, Teten mengatakan, itu dimaksudkan untuk lebih membangun kabinet yang lebih kuat, lebih efektif, karena harapan masyarakat terhadap pemerintah Jokowi-JK ini sangat luar biasa.
Teten menegaskan, reshufle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Jokowi kali ini tidak dmaksudkan untuk mengakomodir kepentingan partai politik.
’’Saya kira tidak ada, kalau lihat konsolidasi politik kan sudah cukup baik, DPR sama pemerintah juga cukup baik. Ini rekrutmen kabinet baru saya kira ditujukan untuk teamwork yang lebih kuat juga lebih efektif, itu saja,’’ tegas Teten.