PON XIX Dongkrak Perekonomian Jawa Barat

BANDUNG – Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional XIX/2016terus mengupayakan sukses perekonomian dalam gelaran olahraga 4 tahunan tersebut. Terlebih, hal ini merupakan bagian dari catur sukses yang dicanangkan.

aher
ISTIMEWA

OPTIMISTIS: Panitia Besar PON XIX yakin ekonomi masyarakat akan terangkat dengan adanya PON XIX.

Sebagai contoh, Ketua Harian PB PON XIX Jabar Iwa Karniwa mengatakan, pihaknya akan menggandeng masyarakat dalam pembuatan souvenir. ”Contoh sederhana, untuk maskot, kaos. Kita sampaikan kepada warga yang punya keahlian (memproduksinya),” kata Iwa di Gedung Sate, Bandung, belum lama ini.

Iwa berharap, akan banyak warga Jabar yang menikmati sukses perekonomian dengan adanya PON 2016 mendatang. Melalui gelaran tersebut, diprediksi akan banyak menciptakan lapangan kerja.

”Sukses pemberdayaan ekonomi ini seluruh masyarakat terlibat dan menikmati secara ekonomi. Sehingga masyarakat mendapatkan kesejahteraan,” paparnya.

Terlebih, tambah Iwa, jumlah kontingen dari seluruh provinsi diperkirakan mencapai 15 ribu. Dengan begitu, Iwa optimistis akan semakin menghidupkan perekonomian masyarakat.

”Otomatis hotel, restoran, cenderamata, pasti akan terjadi peningkatan. Kita terus menginformasikan agar warga dan pelaku usaha mempersiapkan diri,” paparnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi II DPRD Jabar, Yunandar Eka Perwira, mengatakan, gelaran PON 2016 harus mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat. ”Apalagi PON ini kan memakan banyak anggaran pemerintah. Jadi harus mampu memberikan sesuatu buat masyarakat,” kata Yunandar di Gedung DPRD Jabar, Bandung.

Menurut Yunandar, pemerintah maupun PB PON harus melibatkan masyarakat dalam ajang olahraga ini. Sebagai contoh, kata Yunandar, warga bisa dilibatkan dalam pembuatan atribut dan pernak-pernik PON.

”Misalnya boneka maskot PON. Itu bisa melibatkan masyarakat. Atau pernak-pernik lainnya,” ucapnya.

Selama ini, lanjutnya, upaya tersebut belum dilakukan secara serius. Terlebih, upaya untuk menciptakan pasar bagi kreasi masyarakat ini belum diseriuskan.

”Tidak ada langkah jangka panjang untuk perekonomian. Harusnya dibangun industrinya,” kata Yunandar.

Selama ini, tambahnya, setiap event yang dilakukan hanya berdampak jangka pendek saja. Padahal, agar roda perekonomian terpacu, pemerintah pun harus memikirkan jangka panjangnya.

”Contoh Inggris dengan sepak bolanya. Membangunnya bukan hanya sekedar untuk olahraga, tapi membangun juga industrinya,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan