Penuhi Syarat Jadi Kiblat Fashion

Seperti distrik-distrik fesyen di Milan dan Spayol, ada syarat-syarat yang harus mendukung Bandung sebagai Kota Fesyen. Pertama, ujarnya, banyak kreator atau desainer dan pabrik tekstil. Kedua, banyak jalan atau lingkungan yang menjual untuk pengusaha bisnis fesyen berinvestasi. Ketiga, banyak butik. Keempat, muslimahnya fashionable. Jika ketiga syarat tersebut sudah terpenuhi, maka kota tersebut sudah bisa dikatakan sebagai Kota Mode. ’’Bandung paling cocok menurut saya. Karena selain ibu kota dari provinsi dengan penduduk terbanyak, Bandung juga cuacanya enak untuk busana layering (tumpuk-tumpuk),’’ kata dia.

Berbeda dengan Jakarta yang masyarakatnya heterogen, Kota Bandung lebih cocok dari segi lingkungan dan cuaca. Oleh karena itu, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat sedang mengusahakan Bandung sebagai Kota Fesyen. Irna mengaku, sudah merencanakan pertemuan dengan Wali Kota Bandung pada Agustus mendatang. Pertemuan ini nantinya akan melibatkan beberapa pihak untuk melihat presentasi rencana-rencana Bandung sebagai Kota Mode atau busana muslim.

Terkait dengan rencana tersebut, para desainer kini sedang bekerja keras menghasilkan karya-karya terbaiknya. Karya dipamerkan melalui sejumlah eksibisi, festival, fashion show, atau pameran. Baik skala regional maupun nasional, dalam negeri ataupun luar negeri. Sebab, syarat lain untuk bisa dijadikan Kota Mode adalah desainernya harus aktif menghasilkan karya. Dan yang tak kalah penting adalah bisa menciptakan tren. ’’Memang agak sulit (menghasilkan tren). Tapi justru di situ serunya,’’ kata dia.

Irna mengungkapkan, bisnis fesyen sebetulnya bisa membuat roda perekonomian berputar. Mulai dari pembelian dan penjualan kain, kemudian penjahit, pemasaran, hingga sampai ke tangan konsumen. ’’Kalau untuk bikin busana muslim kan kainnya nggak mungkin beli semeter. Pasti lebih. Sederhananya begitu,’’ ucap dia.

Meski tidak terlibat secara langsung, Ketua PKK Jawa Barat Netty Heryawan mengaku, mendukung wacana Bandung sebagai Kota Mode. Terlebih, untuk fesyen hijab. Hal ini supaya para muslimah juga percaya diri meskipun memakai hijab atau berkurudung. ”Pada hakekatnya busana muslim bukan penghalang dalam beraktivitas. Apapun profesinya,” ungkap dia kepada Bandung Ekspres belum lama ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan