Gatot kembangkan Diplomasi

[tie_list type=”minus”]Sutiyoso Janji Terbuka [/tie_list]

JAKARTA – TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) resmi punya pimpinan baru. Jenderal Gatot Nurmantyo dan Letjen (Purn) Sutiyoso dilantik secara beriringan oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Gatot resmi mengisi posisi Jenderal Moeldoko yang akan memasuki masa pensiun pada Agustus 2015 nanti. Sedangkan, Sutiyoso menggantikan Marciano Norman.

Meski baru dilantik, keduanya masing-masing sudah punya ancang-ancang tentang apa saja yang prioritas perlu dilakukan ketika menjabat nantinya.

”Tidak ada alternatif lain, ke depan harus mengembangkan dan menguatkan TNI AL dan AU,” tutur Gatot, usai prosesi pelantikan.

Dia menegaskan, upaya yang sudah dimulai di era kepemimpinan Moeldoko tersebut penting dilakukan untuk menopang visi presiden tentang Indonesia yang merupakan poros maritim dunia.

Menurut dia, langkah itu dicapai salah satunya dengan menambah jumlah alutsista untuk kedua matra tersebut. Mulai dari kapal, kapal selam, pesawat, hingga radar. ”Seluruh wilayah nusantara ini harus bisa terpantau, bisa diamankan, dan apabila terjadi hal-hal yang emergency bisa cepat kita bereaksi,” paparnya.

Selain upaya di dalam negeri, tambah Gatot, dirinya juga akan mengintensifkan diplomasi militer. Terutama, dengan negara-negara ASEAN. Selain untuk mewujudkan situasi regional yang kondusif, sinergi itu juga penting untuk menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN bisa menjadi contoh koordinasi kawasan antar angkatan bersenjata yang baik.

”Saya akan sarankan latihan gabungan antar negara ASEAN, sehingga prajurit terendah hingga teratas bisa berinteraksi bersama,” bebernya menggambarkan prioritas kerjanya ke depan.

Sementara itu, Sutiyoso membeberkan tentang niatnya untuk menjadikan BIN ke depan menjadi lebih terbuka. Terutama, terkait informasi dan masukan dari publik. ”Agar BIN menjadi lebih tangguh dan profesional, BIN butuh masukan yang banyak, termasuk dari masyarakat,” kata Sutiyoso.

Selain penguatan di internal dengan menambah jumlah dan kapasitas personel, menurut dia, BIN nantinya akan mulai banyak melibatkan masyarakat untuk turut menjaga keamanan negara. Khususnya, dalam hal deteksi dini potensi ancaman. ”Ini perlu dilakukan, karena rata-rata satu anggota (intelijen) meng-handle tiga kabupaten, itu tidak masuk akal. Apalagi di luar Jawa,” bebernya.

Tinggalkan Balasan