’’Namanya juga terpukul suaminya tidak ada. Semoga, anaknya jangan down lah. Terus bermotivasi. Insya Allah anak yang paling besar akan meneruskan cita-cita bapaknya. Insya Allah kalau bisa jadi TNI juga,” papar dia.
Sementara itu, Kolonel Teknik TNI AU Lanud Sulaiman Bambang Triono mengaku, sangat merasa kehilangan salah satu prajurit terbaiknya gugur saat melaksanakan tugas.
’’Memang beliau (Aang) ini adalah anggota kami di AU. Khususnya di Dapo Pemeliharaan 70 Lanud Sulaeman Bandung. Beliau memang termasuk salah satu prajurit yang teladan dan bagus, sehingga kita merasa kehilangan beliau dipanggil Tuhan yang Maha Esa,’’ jelas dia.
Bambang yang menjadi inspektur upacara saat pemakaman mengatakan, dirinya secara pribadi dan mengatasnamakan organisasi turut berduka yang mendalam atas musibah ini. Menurutnya, musibah ini bukan menjadi harap siapapun.
’’Tapi kembali lagi seperti yang saya sampaikan tadi. Semuanya sudah kehendak Allah SWT. Sehingga kita hanya menjalani saja dalam kehidupan ini,’’ kata dia.
Dalam musibah ini, perhatian organisasi akan diberikan kepada semua korban. Bakal mendapatkan penghargaan.Terkait santunan, Bambang menyebutkan, KSAU Marsekal Agus Supriatna sudah janji akan memberikannya.
’’Perhatian khusus ini bentuknya luas, karena mungkin saja ada korban yang masih single. Ada yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Kita belum tahu seperti apa. Tapi nanti ada yang mengurus hal ini,’’ ungkap dia.
Sebelumnya, empat dari 141 korban meninggal karena kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Medan, Selasa (30/6), adalah anggota Lanud Sulaiman. Mereka tengah menjalankan operasi untuk memperbaiki Ground Support Equiment (GSE) di lapang Lanud Tanjung Pinang.
Keempat anggota tersebut personel Satuan Pemeliharaan (Sathar) 71 Depo Pemeliharaan (Depohar) 70 Sulaiman, yang berlokasi di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung. Terdiri atas, Lettu Rahmat Shamdany, kepala Unit Sistem Bengban Sathar 71; Serka Kaliman, Serka Sutrisno, dan Sertu Aang Subarya. (yul/fie/hen)