[tie_list type=”minus”]Di Pemakaman 2 Anggota Lanud Sulaiman Korban Pesawat Hercules C-130[/tie_list]
BANDUNG – Dua dari empat jenazah anggota TNI AU Landasan Udara (Lanud) Sulaiman, korban pesawat Hercules C-130 di Medan, dimakamkan kemarin (2/7). Tangis ratusan warga, personel TNI AU dan kerabat korban mengantar mereka ke peristirahatan terakhir.
Suasana duka itu, kuat terasa di TPU Bhakti Lestari Ciharum, Kelurahan Sulaiman, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, makam Serka Kaliman, 45. Dan, di TPU Campaka, Jalan Babakan Cianjur RT 2, RW 7, Andir, Kota Bandung yang jadi tempat pusara Sertu Aang Subarya, 43.
Sebelum menuju lokasi pemakaman Kaliman, TNI AU Lanud Sulaiman menggelar upacara persemayaman di rumah duka, pada pukul 09.15 WIB, di Jalan Dakota Nomor 7, Blok D, RT 2 RW 4, Lanud Sulaiman, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Sebelum dikebumikan, dilaksanakan upacara militer di lokasi dan berlangsung khidmat.
Komandan Depohar 70 Kolonel Tek Widodo memimpin langsung upacara pemakaman sebagai penghormatan kepada prajuritnya, yang gugur dalam insiden kecelakaan pesawat tersebut. Adzan yang dikumandangkan kerabat korban dan tembakan salvo menyertai detik-detik peti jenazah masuk liang lahat. Rona wajah istri korban Yumrolis Solikah dan kedua anaknya memancarkan kesedihan dan melepaskan isak tangis.
Peti jenazah pun akhirnya masuk liang lahat perlahan. Kolonel Widodo sebagai komandan korban di kedinasan mengurukan tanah ke liang lahat. Disusul anak sulung Kaliman. Dibantu oleh anggota. Sampai akhirnya peti tak lagi tampak. ’’Ayah, ini anak mu kuat. Anak mu menaburkan tanah untuk mu Ayah. Doa akan anak mu, Yah,’’ ujar Yumrolis berkaca-kaca dan kaki tangannya gemetar.
Dilanjutkan dengan tabur bunga yang dilakukan Yumrolis beserta anak-anak dan keluarga korban. Setelah itu, sang istri mencium kayu tanda makam Kaliman sambil menangisinya.
Kalino, kakak korban pun tak dapat menyembunyikan duka. Meski begitu, dia berusaha tegar atas kepergian adik tercintanya. Sebagai kakak ia pun sempat tidak percaya atas peristiwa itu. Tapi, setelah mendapat informasi, dia pun mengikhlaskan.
Kalino mengungkapkan, tidak punya firasat apapun tentang adiknya akan meninggal dunia. Dia bersama korban berkomunikasi sebulan lalu. Saat itu, berkomunikasi melalui sambungan telepon dan menanyakan segala kabar. ’’Tak disangka komunikasi itu menjadikan komunikasi yang terakhir bagi saya dengan adik saya,’’ ungkap Kalino usai pemakaman.