Saat ini ada dua Hercules C-130 yang berhasil dimodifikasi sebagai pengisi bahan bakar pesawat jet. Modifikasi keduanya dilakukan di dalam negeri. ’’Tapi ya itu, sebagus-bagusnya modifikasi dan maintenance, yang perlu diingat Hercules itu sudah terlalu tua. Penurunan kinerja pasti ada, itu yang tak bisa diabaikan,’’ katanya.
Haryo mengatakan, peremajaan alutsista memang harga mati. Pemerintah akan mengeluarkan biaya yang lebih besar jika peremajaan tak segera dilakukan. ’’Kita punya cost yang lebih besar kalau peremajaan diabaikan. Yakni, mendidik man behind the gun. Jangan sampai kita kembali kehilangan perwira-perwira terbaik karena faktor usia alutsista,’’ jelasnya.
Meski peremajaan mendesak, namun Haryo berharap pemerintah, khususunya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menjaga sinergi dan keseimbangan antara dinamika yang ada dan rencana jangka panjang yang dibuat.
Sejak 2009 Indonesia sebenarnya telah memiliki rencana jangka panjang Minimum Essential Force (MEF). ’’Rencana jangka panjang itu harus disinergikan dengan dinamika yang ada. Jangan sampai rencana jangka panjang itu tak relevan lagi dengan teknologi, ancaman, lingkungan geopolitik, geostrategi serta anggaran kita sendiri,’’ jelasnya. (far/dyn/gun/yul/hen)