[tie_list type=”minus”]Untuk Mengurangi Transaksi Tunai di Kota Bandung[/tie_list]
BANDUNG WETAN – Untuk mewujudkan smart city atau kota cerdas, transaksi menggunakan uang tunai mesti dikurangi. Pasalnya, nilai transaksi di Kota Bandung cukup tinggi. Yakni, sekitar Rp 7,7 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengajak Bank Indonesia (BI) untuk mengatasi hal ini.
Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Kota Bandung akan membuat kartu pembayaran pengganti uang khusus di Kota Bandung bernama Smart Card. Dengan BI, pihaknya akan memulai konsep penggunaan sistem pembayaran nontunai di segala bidang.
Uji coba pertama penggunaan kartu Smart Card ini akan diterapkan dalam pembayaran segala urusan yang berhubungan dengan Pemkot Bandung. Seperti, pembayaran dunia pendidikan, pembayaran di bidang PNS, kemudian pembayaran government to people seperti hibah.
Nantinya, lanjut pria yang akrab disapa Emil ini, kartu tersebut diharapkan bisa mengubah gaya hidup di Kota Bandung. Masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai yang bisa berpeluang memicu tindak kejahatan. ’’Jadi dengan konsep nontunai diharapkan bisa mengalahkan perputaran transaksi ATM tunai dalam waktu tiga tahun,’’ ucapnya.
Dalam hal ini, BI mempercayakan Kota Bandung sebagai percontohan dalam menggunakan sistem pembayaran dengan kartu Smart Card ini. ’’Bandung diharapkan oleh BI menjadi kota percontohan yang semua transaksinya tidak cash lagi. Termasuk, bayar angkot taksi dan lain-lain,’’ ujarnya.
Selain itu, konsep ini tentu semakin menguatkan Kota Bandung sebagai smart city. Sebab, inti dari konsep smart city adalah mencegah korupsi dan praktik-praktik kotor lainnya, yang biasanya terjadi saat tatap muka. (bbs/tam)