[tie_list type=”minus”]Dewan Belum Terima Laporan PAD [/tie_list]
BATUNUNGGAL – Capaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung pada Juni ini memasuki triwulan kedua. Namun, laporan realisasi capaian triwulan pertama yang menjadi kewajiban Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, secara resmi belum sampai ke dewan.
“Dalam agenda dewan, di bulan Ramadan ini akan memanggil seluruh SKPD penghasil,” hal itu diungkapkan anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Herman Budyono, di ruang kerjanya, Jalan Sukabumi, kemarin (17/6).
Menurut dia, setelah dikaji, laporan realisasi target pendapatan pajak hotel dan restoran misalnya, akan di cross check dengan masukan evaluasi yang sumbernya dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Kebijakan itu utamanya untuk mengantisipasi fluktuasi pendapatan selama bulan Ramadan. ’’Itu dilakukan agar terjadi perimbangan dengan pendapatan di luar Ramadan,” tukas Budyono.
Terkait kinerja SKPD penghasil selama puasa, politisi PDIP ini mengharapkan tak terjadi penurunan semangat kerja. Dia mencontohkan, pengelolaan lapangan olah raga melalui Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kota Bandung.
Fakta di lapangan mungkin terjadi penurunan pemanfaatan lapangan olah raga. Tetapi, ungkap dia, minimal ada planning. Jangan sampai peluang pendapatan tidak terukur.
Potensi PAD pajak reklame tidak luput dari sorotan Mang Budy—sapaan akrabnya. Dalam penilaiannya, terlalu sering muncul isu miring menyangkut reklame bodong tetapi tidak ditindaklanjuti dengan validasi data.
Secara matematis, lanjut dia, memang terjadi peningkatan target PAD pajak reklame. Yakni, 2014 sebesar Rp 24 miliar dan tahun 2015 sebesar Rp 30 miliar. Namun, menghitung potensi sebaran reklame di kota Bandung, rasanya masih jauh dari harapan. Maka dari itu, cetus Budy, diperlukan data aktual. Sehingga, progres PAD tidak sumir. ’’Jangan sampai PAD digenjot tapi estetika diabaikan. Saya tidak mau juga melihat Bandung jadi lautan reklame,” imbuh dia. (edy/tam)