JAKARTA – Tahun depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memajukan penyelenggaraan ujian nasional jenjang SMA/ sederajat menjadi Februari. Tahun-tahun sebelumnya, unas digelar April.
Rencana ini diungkap langsung oleh Mendikbud Anies Baswedan. Dimajukannya penyelenggaraan unas ini, berarti ujian tahunan itu digelar di awal semester genap. Sedangkan selama ini unas selalu digelar di April atau di akhir semester genap. Semester genap biasanya berjalan mulai Januari.
Sekilas perubahan jadwal unas ini memiliki konsekuensi pada penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Yakni adanya pemampatan materi pelajaran di semester ganjil. Pemampatan itu dilakukan untuk mengakomodasi materi pelajaran yang biasanya diajarkan di semester genap.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam di Jakarta kemarin (28/5) mengatakan, memang benar ada rencana mengubah jadwal penyelenggaraan unas. Yakni unas yang biasanya digelar di akhir semester genap, digeser menjadi di awal semester genap.
Namun dia menegaskan tidak ada pemampatan materi pelajaran di semester ganjil. ’’Materi pelajaran tetap berlangsung seperti biasa,’’ katanya. Dengan demikian materi yang diujikan dalam unas hanya sampai materi kelas XII semester ganjil. Intinya materi ujian tidak boleh berisi materi yang belum pernah diajarkan.
Kemendikbud tidak asal-asalan dalam mengambil kebijakan memajukan penyelenggaraan unas ini. Mendikbud Anies Baswedan menuturkan dengan dimajukannya penyelenggaraan ujian tahunan itu, ada jeda waktu bagi siswa untuk mendapatkan orientasi tambahan menjelang kelulusan. ’’Selama ini yang ada kan hanya orientasi siswa baru. Sedangkan orientasi siswa yang akan lulus tidak ada,’’ katanya.
Anies mengungkapkan bahwa hanya separo lulusan SMA sederajat yang melanjutkan kuliah. Sementara lainnya ada siswa yang ingin bekerja ikut orang atau perusahaan, berwirausaha, atau menjadi CPNS, TNI/Polri.
Nah para siswa dengan beragam pilihan setelah lulus SMA itu perlu ada pendalaman wawasan. ’’Waktu antara Februari sampai April itu bisa menjadi berharga,’’ katanya.
Misalnya bagi siswa SMA yang berniat melanjutkan kuliah, maka akan dibekali matrikulasi untuk membantu kelulusan ujian masuk PTN. Sedangkan bagi siswa yang ingin bekerja, diajari cara menulis lamaran kerja, membuat CV yang menarik, hingga teknik menghadapi wawancara kerja.