[tie_list type=”minus”]Tiga Calon Bersaing di Pilwalkot Surabaya [/tie_list]
SURABAYA – Sudah banyak tokoh yang menyatakan maju sebagai bakal calon wali kota Surabaya. Hanya saja, jumlah yang resmi akan bertempur di pemilihan nanti diperkirakan sedikit. Sebab, beberapa partai politik mesti berkoalisi untuk bisa mengusung pasangan calonnya.
Pelaksana Tugas Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya Hartoyo memprediksi bahwa pemilihan wali kota Surabaya hanya diikuti tiga pasang calon. ”Mereka yang maju lewat parpol harus mendapatkan dukungan minimal sepuluh kursi di DPRD Surabaya. Ini jelas bukan syarat yang mudah,” kata Hartoyo di Surabaya, kemarin (24/5).
Koalisi parpol sangat menentukan jumlah pasangan calon. Sekarang ini sedang masa penjajagan parpol untuk berkoalisi dengan parpol lain yang bertujuan memenuhi kuota agar dapat mengusung seseorang di pemilihan mendatang.
Belakangan ini, koalisi yang digagas untuk menantang petahana, Tri Rismaharini. Sebab, Risma hampir dipastikan tinggal menunggu rekomendasi DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Satu slot hampir pasti diisi oleh Risma dengan pasangannya. Maka itu, koalisi parpol lain bisa mengusung dua pasangan calon. ”Jika ingin menantang petahana, salah satu caranya ya memasukkan minimal dua pasangan calon,” terangnya.
Dia menilai bahwa hal itu tidak akan mengurangi minat publik untuk ikut berpartisipasi dalam Pilwalkot Surabaya. Bahkan, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim tersebut menilai kondisi sebaliknyalah yang akan terjadi. ”Masyarakat Surabaya justru akan bisa lebih fokus dalam memilih. Jumlah itu pun cukup. Sebab, dua terlalu sedikit, sedangkan lebih dari itu juga bisa terlalu banyak,” imbuhnya.
Disinggung peluang partainya untuk mengalahkan Risma, Hartoyo sangat yakin bahwa sebenarnya masih banyak masyarakat Surabaya yang ingin memiliki pemimpin baru. ”Mungkin, kepemimpinan Bu Risma masih lebih baik, tapi tetap saja ada kekurangannya. Nah, kekurangan itulah yang ingin mereka ubah dengan segera,” paparnya.
Pernyataan serupa disampaikan Ketua DPW PPP Jatim Musyafa’ Noer. Menurut dia, terbatasnya jumlah peserta Pilwalkot Surabaya kali ini lebih disebabkan perhitungan realistis parpol. ”Tentu saja parpol tidak akan mau mengusung calon yang tidak memiliki potensi untuk menang,” timpalnya.