Istana Minta Polri dan BIN Ikut Pantau Beras Plastik

Sejumlah spekulasi memang sempat muncul seiring temuan di masyarakat tentang beras palsu tersebut. Salah satunya sebagaimana yang disampaikan Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Ngadiran, tentang dugaan adanya kampanye hitam menjatuhkan guna pihak tertentu.

Sementara Kabareskrim Komjen Bdui Waseso menjelaskan, saat ini Bareskrim telah menerima hasil laboratorium terkait beras plastik tersebut. Memang terdapat bahan kimia dalam beras tersebut. Namun, belum bisa disebutkan apa jenis bahan kimia itu. ’’Kami harus melakukan pemeriksaan lagi,’’ terangnya.

Memang beras plastik itu telah diteliti laboratorium BPOM. Namun, untuk mendapatkan kekuatan hukum, maka beras itu akan diperiksa di puslabfor. Data dari hasil laboratorium BPOM akan dipadukan dengan hasil Puslabfor. ’’Sehingga lebih pasti lagi soal zat kimia yang ada dalam beras itu,’’ paparnya.

Kemungkinan besar butuh waktu satu atau dua hari untuk Puslabfor meneliti beras palsu yang diduga terbuat dari plastik tersebut. Dia mengaku akan mengungkapkan isi kandungannya setelah semuanya selesai. ’’Hasil dari Puslabfor nanti diketahui,’’ ujarnya.

Saat ini, Bareskrim belum bisa bertindak dengan menyita beras pada pedagang yang menjual beras palsu tersebut. Dia menjelaskan, pihaknya tidak bisa gegabah dalam bertindak. ’’Kami baru bertindak setelah di Puslabfor ada hasilnya. Seperti yang saya bilang tadi, butuh kekutan hukum,’’ terangnya.

Sementara Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, perlu diteliti seberapa berbahaya kandungan dari peras yang diduga dari plastik itu. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan untuk bisa memproses hukum pembuat beras plastik tersebut. ’’Jadi ya harus dilihat lagi,’’ terangnya.

Yang utama, lanjut dia, selain mendeteksi asal beras palsu tersebut, juga bisa untuk menghentikan penyebaran beras paslu tersebut. ’’Ya, kalau berbahaya harus dihentikan,’’ papar mantan Wakapolri tersebut.

Terpisah, beredarnya beras berbahan plastik ternyata tidak berpengaruh pada penjualan beras di pasaran. Di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur misalnya. Kepala Pasar Induk Cipinang Eri Muhtarsyid mengatakan, hingga saat ini pasokan beras di PIBC masih dalam kondisi normal. Pada 21 Mei 2015 misalnya, stok beras awal sebanyak 43.365 Kilogram (Kg) dan stok akhir sebesar 42.691 Kg. Tak jauh beda dengan sehari sebelumnya, stok awal beras 43.812 Kg dengan stok akhir 43.365 Kg.Yang artinya, tidak ada penurunan penjualan berarti akibat isu beras plastik yang beredar. ’’Tidak ada pengaruhnya. Selain itu, harga juga stabil,’’ tuturnya saat dihubungi kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan