Namun, jembatan itu hanya bisa dilalui pejalan kaki. Sepeda maupun sepeda motor tidak diperbolehkan melintasinya karena dikhawatirkan merusak lantai jembatan.
’’Jadi, jembatan ini khusus untuk pejalan kaki. Warga bisa memanfaatkan untuk berolahraga atau terapi karena batu kali di pinggir-pinggirnya dipasang agak menonjol,’’ jelasnya.
Karena manfaatnya itu, warga sekitar jembatan merasa memiliki jembatan tersebut. Mereka turut menjaga jembatan itu agar terawat dengan baik.
’’Semangat itu pula yang membuat batu bacannya tetap utuh. Tidak ada yang berani mencukil. Warga ikut mengawasi jangan sampai ada orang yang mencuri,’’ tegas anggota DPRD Halmahera Selatan tersebut.
Memang, melihat sedang booming-nya batu bacan saat ini, orang bisa saja tergoda untuk mengambilnya dari lantai jembatan. Apalagi harganya yang selangit. Batu bacan seukuran kuku jari kelingking saja kini dihargai sekitar Rp 1 juta. Apalagi bongkahan-bongkahan batu bacan seperti yang dipasang di jembatan selebar 2,5 meter tersebut. Harganya pasti lebih mahal.
’’Mahal atau tidak, itu bergantung persepsi orang. Karena itu pula, ketika ada yang tanya berapa biaya untuk membangun jembatan ini atau berapa nilai batu bacan di jembatan ini, saya tidak pernah tahu,’’ tegas Abusama.
Legislator dari Partai Golkar itu menambahkan, dirinya tidak pernah menghitung uang yang sudah dikeluarkan untuk membangun dan memelihara jembatan tersebut. Dia juga tidak pernah tergelitik untuk menghitung nilai batu bacan yang terpasang di jembatan yang dibangunnya itu. Yang dipikirkan hanya cara merawat jembatan tersebut agar terus bermanfaat bagi masyarakat.
’’Saya juga ingin terus mempercantik kawasan sekitar jembatan agar tertata lebih rapi sehingga bisa menjadi destinasi wisata,’’ ungkapnya.
Untuk itu, Abusama berniat membebaskan lahan milik warga yang menjadi akses ke jembatan. Dengan begitu, jalan ke jembatan bisa diperlebar.
’’Tentunya agar bisa lebih dilihat. Tidak seperti sekarang, akses dari Amasing Kota begitu sempit sehingga kurang terlihat,’’ tandas keturunan Kesultanan Bacan tersebut. (*/c5/ari/hen)