JAKARTA – Aksi unjuk rasa di depan Istana Negara kemarin (20/5) berlangsung panas. Selain diwarnai melakukan aksi bakar ban, bakar pocong dan menutup jalan di depan Istana Negara, massa juga sempat terlibat aksi dorong-dorongan dengan petugas keamanan. Namun, menjelang sore tadi massa berangsur bubar.
Dalam aksi kemarin, beberapa kali mahasiswa dan aparat sempat dorong-dorongan. Namun suasana kembali cepat konsdusif. Begitupun dengan aksi bakar ban, dalam waktu 10 menit, polisi dengan cepat memadamkan api pada ban bekas tersebut.
Sementara aksi bakar pocong pun demikian. Pocong sebagai simbol korban pemberi harapan palsu (PHP) Jokowi-JK itu dibakar disamping keranda mayat, kemudian dikelilingi oleh puluhan mahasiswa. Sambil mengelilinya, mahasiswa bernyanyi dan mengejek Jokowi sebagai presiden gagal dan presiden PHP.
Pukul 17.15 WIB, mahasiswa pun mulai banyak yang meninggalkan Istana lengkap dengan mobil bak terbuka mereka. Ratusan polisi yang sejak siang tadi berjaga pun mengendurkan pengamanan. Beberapa polisi bahkan sudah bisa menyantap minuman ringan yang dijajakan oleh pedagang asongan di seputaran Monas.
Kendaraan yang sejak pukul 16.00 WIB tak bisa lewat akibat penutupan jalan oleh mahasiswa dan adanya pagar berduri yang dipasang aparat sudah bisa melalui jalan Medan Merdeka Utara menuju Medan Merdeka Barat dan Kota. Seperti biasa, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa didepan Istana meninggalkan sampah makan dan minuman serta beberap spanduk dan lembaran kertas yang berserakan.
Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengatakan, hari ini (21/5) mahasiswa akan kembali berdemo.
Dia beralasan, Pemerintahan Jokowi-JK sudah tak bisa diharapkan lagi karena semakin jelas berwatak komprador dan telah dibajak oleh kelompok kapitalisme neoliberalisme. Jargon nawacita yang didengungkan hanya isapan jempol belaka. Penyerahan ekonomi ke mekanisme pesar jelas semakin menyengsarakan rakyat, dan jelas-jelas mementingkan kelompok dan elit. ”IPK semester 1 rezim Jokowi 0,5,” tegas Beni.
Selain meminta Jokowi-JK turun, IMM mendesak pemerintah agar segera merevisi UU Minerba pesanan asing, nasionalisasi aset negara, lakukan reformasi agraria dan stop impor beras dan utang luar negeri. (jpnn/rmo/fik)