[tie_list type=”minus”]Pemkot Enggan Janjikan Waktu Penyelesaian[/tie_list]
BATUNUNGGAL – Pemerintah Kota Bandung telah menyeleksi jumlah investor yang mengajukan diri untuk mengerjakan monorel di Bandung. Saat ini sudah terdapat lima investor yang bersaing untuk mengerjakan megaproyek tersebut. Lima investor itu berasal dari Singapura, Korea Selatan, dan tiga perusahaan dalam negeri.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, akan mengumumkan pemenang lelang megaproyek itu dalam waktu dekat. ’’Nanti kita umumkan dalam waktu dekat,’’ kata Emil—sapaan akrabnya—di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, kemarin (18/5).
Kelima investor ini lolos karena dinilai memiliki tingkat kelayakan yang tinggi. Mereka juga menawarkan waktu pengerjaan yang cepat dengan harga yang bersaing. ’’Program Dinas Perhubungan ini paling mahal, sehingga kami harus hati-hati. Kalau ada kelanjutannya segera saya umumkan. Mudah-mudahan segera membahas perencanaan detil,” ujar dia.
Diakui Emil, salah satu kendala terbesar dalam proses lelang megaproyek monorel itu di antaranya banyak perusahaan yang tak memenuhi kriteria. Selain itu, dia pun tidak menyangka begitu banyak prosedur yang harus dilalui Pemerintah Kota Bandung untuk memulai pembangunan monorel.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung tak berani menjanjikan waktu selesainya proyek tersebut. Menurut dia, mekanisme pelaksanaan dan keinginan investor kadang tak sejalan. Sehingga, pemerintah dan investor memerlukan lebih banyak waktu untuk membahas proyek ini.
’’Kemarin saja, investor asing tanya ke saya 20 pertanyaan terkait keyakinan ini dan seterusnya. Ada 25 surat yang muncul sebelum konstruksi dimulai. Saya tidak menyangka sebanyak itu prosedurnya,’’ tuturnya.
Sebelumnya, Emil memprediksi pembangunan monorel di Kota Bandung akan dimulai pada 2016. Rencananya pembangunan monorel tersebut akan dilakukan dua pengerjaan berbeda, yakni pembangunan di tingkat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Pembangunan monorel yang dilakukan tingkat Pemprov, kata dia, dikhususkan untuk transportasi lintas yang menghubungkan Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Jatinangor. ’’Sementara nanti saya akan tetap fokus untuk Kota Bandungnya saja,” kata Emil.