Tuding Pertamina Disusupi Mafia Migas

’’Menurut saya, ingin menunjukkan seolah Menteri ESDM, Sudirman Said tidak mampu me-manage (energi). Menciptakan kekacauan dengan target reshuffle,’’ terangnya. Lulusan Universitas Indonesia itu melihat pola yang muncul sangat mudah untuk dibaca.

Kritikan terhadap Pertamina tidak hanya soal Ahmad Bambang, dia juga menyebut perusahaan pimpinan Dwi Soetjipto itu terlambat memagari diri dari mafia. Faisal menyebut ada bekas orang Pertamina Energy Service (PES) yang merupakan anak perusahaan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) sudah menginfiltrasi.

’’Orang PES yang kelakuannya nggak bener masuk ke SPI (Satuan Pengendali Internal) Pertamina. Mereka (mafia) akan terus koordinasi,’’ tegasnya. Itulah kenapa, meski Tim RTKM dibubarkan bukan berarti dia menjadi macan ompong. Faisal menegaskan terus melototi apa yang sudah jadi rekomendasi.

Salah satu yang dia dorong pembersihannya adalah integrated supply chain (ISC) yang menjadi pengganti Petral. Dia gemes karena sejak rekomendasi dikeluarkan pada akhir 2014, sampai sekarang belum banyak langkah berarti. Yang sudah, hanya mengganti pucuk pimpinan ISC ke Daniel Purba.

Menurutnya, penggantian ke Daniel yang juga anggota Tim RTKM tidak cukup kalau bawahannya belum bersih. Saat membubarkan Petral, Menteri ESDM Sudirman Said juga meminta Dwi Soetjipto bersih-bersih ISC. ’’Mbok ya cepet gitu. Jangan sampai yang ada di PES balik lagi semua,” pintanya.

Saat disinggung apakah ada bukti, dia menyebut nama-nama yang diduga menjadi mafia sudah ada. Tapi, dia tidak bisa membuka kepada media. Alasannya, data tersebut hanya untuk penegak hukum supaya masalahnya tuntas sesuai dengan aturan yang berlaku.

’’Penegak hukum nggak tahu siapa, ya saya kasih tahu. Menariknya, gara-gara Petral dibubarkan jadi kayak sarang tawon. Tawonnya keluar semua, kita makin senang,’’ katanya. Suatu saat, lanjutnya, bakal ketahuan semua. Sebab, tidak mungkin ada kebijakan yang kacau kalau tidak ada motifnya.

Ahmad Bambang belum merespons soal tuduhan dan permintaan Faisal Basri itu. Saat dihubungi Jawa Pos (induk Bandung Ekspres), dia tidak merespons. Padahal, biasanya Abe mudah untuk dihubungi. Komunikasi terakhir dengannya, Abe memastikan kenaikan pertamax memang sudah waktunya. ’’MoPS-nya naik tinggi, dan dollar sudah di atas Rp 13 ribu,’’ katanya waktu itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan