[tie_list type=”minus”]Jabar Bertindak sebagai Pemesan Hewan yang Dilindungi[/tie_list]
SUMUR BANDUNG – Maraknya penjualan hewan langka beberapa waktu lalu memang tidak bisa dihentikan secara massive oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa kasus di antaranya sudah terungkap dan berada di kawasan Jawa Barat. Dari hasil penggerebegan di beberapa wilayah, mayoritas jenis hewan langka dan dilindungi tidak berasal dari Jabar.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar Sylviana Ratina mengatakan, saat ini marak penjualan hewan dilindungi melalui cara online. Setelah dilakukan investigasi, transaksi online itu mengambil hewan dari daerah Jawa Timur. ’’Nggak ada di daerah Bandung, Jabar, nggak ada. Pokoknya marak ya. Tapi setelah dicek, semua di daerah Jawa Timur,’’ kata dia.
Begitu pula jenis binatang yang telah digagalkan penjualannya di kawasan Bogor dan Garut, binatangnya didominasidari Jawa Timur. ’’Kemarin, dari Polda yang digerebek di Garut ada 33 jenis itu ya memang dari Jawa Timur. Cuma di Garut itu hanya penyimpanan untuk nanti ketika ada orang yang memesan, yaitu untuk orang Jabar dan DKI,’’ kata dia.
Menurut Sylvia, Bogor dan Bandung menjadi kawasan yang paling sering menjual hewan yang dilindungi. Maka dari itu, pengawasan di dua kota tersebut lebih intensif. Pasalnya, warga Jabar dan Jakarta memang kerap kali memesan hewan-hewan tersebut.
’’Untuk Elang Jawa di wilayah Bandung, beberapa ditangkap dan sudah diserahkan masyarakat ke BBKSDA. Beberapa waktu lalu, ada penyerahan beruang madu, penyu hijau, elang brontok untuk wilayah Bandung ,’’ jelas dia.
Untuk Jabar jelas dia, burung Jalak Bali yang sudah ditangkar kerap kali dijualbelikan. Namun, kebanyakan memang tidak memiliki sertifikat. Maka, bila kondisinya seperrti itu BBKSDA akan tetap mengambil hewan tersbeut, karena jenis tersebut tidak boleh diperjualbelikan.
Pada umumnya, jelas Sylvia, hewan yang dipasarkan itu bukan endemik dari Jabar. Tapi, dri Indonesia Timur atau daerah timur. ’’Kecuali yang ada di daerah Bogor itu yang trenggiling, juga hampir dari timur yang sampai dikirim lewat pos itu. Di Jabar nggak ada yang sebanyak itu,’’ jelas dia.