Saat dibangku perguruan tinggi, Fia memang sudah mulai membuat banyak gambar dari ukiran tangannya. Namun karya-karyanya itu baru diperuntukan sebagai objek foto. Pasalnya, ukiran tangannya tidak selalu dia terapkan pada secarik kertas melainkan dia gunakan pada Make up dan fesyen. Hingga tuntas pada Jepretan tangan orang lain. ’’Gue mulai suka nempelin coretan gue di media lain, kayak muka sama desain baju, biar lebih manfaat aja sih,’’ imbuh Fia.
Perempuan yang hobi main game ini mendapatkan Inspirasi yang tak jauh datang dari sumbernnya. Rumah dan segala isinya menguak kebuntuan Fia dalam memaksimalkan hasil karyanya. ’’Hari itu banyak banget tumpukan kain perca dirumah yang nggak layak buat dikirim lagi, dan gue pikir sayang kalau sampai nggak bisa dimanfaatin,’’ ungkap Fia.
Awalnya, Fia belum bisa menerapkan ukirannya di kain-kain bekas itu. Namun bakatnya terhadap bidang seni menghasilkan produk lain. Dari tumpukan ini, Fia mulai menggerakan jari jemarinya menari diiringi melodi hati. Kala itu, dia sulap potongan kain itu menjadi Pin yang sekaligus juga sebagai jepitan rambut. Sederhana, namun dia buat berbeda dari segi fungsi dan desainnya. ’’Gue suka bikin barang yang emang multifungsi dari segi penggunaannya’’ tutur Fia.
Kegiatan yang dilakukannya selalu membawa tubuhnya selangkah lebih dekat pada tujuannya. ’’Di rumah memang ada alat jahit juga punya ibu, jadi sambil belajar jait ke ibu sambil bikin aksesoris,’’ kata dia.
Mengawali untuk berbuat memang tak semudah membayangkan. Fia selalu merasa bebas melakukan kegiatan apa pun karena dukungan dari sang ayah. ’’Bokap selalu bilang, apapun yang gue lakuin gua harus tanggung jawab sama hasilnya,’’ ungkap Fia.
Menurut anak kedua dari empat bersaudara ini, Almarhum ayahnya, Ir. H. Mochamad Rachmat Djaya Soepena adalah segala inspirasi baginya. Beliau juga pandai dalam hal memilih antara bagus dan tidak, antara indah dan buruk. ’’Ayah pandai dalam hal estetika dan itu berpengaruh sama gue yang suka seni,’’ ujarnya.
Tak luput dari perhatiannya, berbagai macam aksesoris dia produksi seperti anting-anting, gelang, kalung, dan cincin. Seiring produksinya yang berkembang pesat, Fia mulai menemukan media ukirannya yaitu pada bahan kulit dengan menggunakan teknologi laser. ’’Tuhan menciptakan otak manusia lebih kecil dari pada organ lainnya tapi punya kapasitas yang lebih luas,’’ terangnya.