JAKARTA – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno enggan mengomentari wacana reshuffle di Kabinet Kerja. Meski namanya termasuk salah satu yang disebut-sebut akan digantikan.
’’Tanya Pak JK (Jusuf Kalla) saja. Saya kan enggak punya hak buat bicara itu. Kami serahkan ke pimpinan (presiden),” ujar Tedjo di kompleks Istana Negara, Jakarta, kemarin (5/5).
Isu reshuffle sempat dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tedjo juga enggan mengomentari evaluasi kinerjanya yang dianggap sebagian kalangan tidak maksimal. Menurut Tedjo orang yang berhak menilai dan memberikan pengarahan kepadanya adalah Presiden Joko Widodo.
’’Soal evaluasi harusnya tanya Pak Jokowi. Jangan tanya saya. Dia memberikan arahan secara umum kepada kami. Yang penting bisa kerjasama antar kementerian dan lembaga,” imbuhnya.
Tedjo juga mengklaim semua kementerian/lembaga di bawah koordinasinya selama ini juga bekerja dengan baik. Oleh karena itu, dia yakin semua yang dikerjakan di pemerintahan berjalan baik.
Sementara, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku tidak tahu menahu soal reshuffle kabinet yang belakangan ini semakin santer terdengar. Menurutnya, hal itu sepenuhnya menjadi urusan Presiden Jokowi dan Wapres JK.
’’Gak tahu saya. Masa kalau Pak Jokowi-JK mau reshuffle ngomong ke menteri. Ya gak mungkin lah. Diem-diem, tahu-tahu kena aja, kan begitu,” timpal Ryamizard.
Ryamizard terkesan cuek menyikapi isu rotasi di Kabinet Kerja. Dia merasa kinerjanya selama ini tidak ada masalah dan sesuai dengan keinginan presiden.
Pensiunan TNI ini mengklaim, selama ini selalu melaporkan hasil kerjanya kepada Jokowi. Menurutnya, tidak pernah ada keberatan atau pun kritik dari sang presiden.
’’Kalau program sudah tahu saya, saya selalu laporkan. Sederhana saja (evaluasi) kalau soal pertahanan, apa ancaman kita? Dievaluasi apa ancaman kita itu,” pungkas Ryamizard. (flo/dil/vil)