Sepakat 24 April Hari Asia Afrika

Setelah acara penutupan, Jokowi sempat menyatakan bahwa perdamaian menjadi salah satu isu sentral yang dibicarakan dalam forum-forum di KAA. Konflik di sejumlah negara Timur Tengah menjadi salah satu pijakannya. ”Di sini saya juga ingin menyerukan agar kita semua menjaga perdamaian dunia, lakukan gencatan senjata bagi pihak yang sedang bersengketa,” imbuh presiden.

Hari ini sejumlah kepala negara dan delegasi bergeser ke Bandung. Di sana akan dilaksanakan acara peringatan KAA 1955. Ketua Panitia KAA Yuri Octavian Thamrin mengungkapkan, sembilan kepala negara batal hadir ke Bandung untuk menyaksikan historical walk penyelenggaraan KAA 60 tahun lalu. Mereka, lanjut direktur jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu itu, memutuskan pulang ke negaranya kemarin. ”Karena ada sesuatu hal yang harus dikerjakan di negaranya. Jadi, mereka harus pulang lebih dulu,” kata Yuri.

Para kepala negara yang pulang tersebut, antara lain, PM Jepang Shinzo Abe, Raja Jordania Abdullah II, PM Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Iran Hassan Rouhani, Wapres Republik Seychelles Danny Faure, dan PM Palestina Rami Hamdallah. Lalu, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah dan delegasi dari Vanuatu.

Sebagian besar kepala dan delegasi negara peserta KAA yang tetap berangkat ke Bandung memutuskan naik pesawat dari Jakarta. Indonesia sudah menyiapkan 22 pesawat VVIP. Meski demikian, ada yang memilih menggunakan pesawat pribadi yang dibawa dari negaranya.

Di luar forum-forum resmi KAA, pertemuan-pertemuan bilateral intensif dilaksanakan Presiden Jokowi dengan sejumlah kepala dan delegasi negara pada hari terakhir pertemuan tingkat tinggi KAA kemarin. Dari awal pelaksanaan KAA, total 15 pertemuan terlaksana. Sebagian besar pertemuan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan kerja sama bilateral antar kedua negara. Kesepakatan itu berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan.

Misalnya, pertemuan Jokowi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dari pertemuan tersebut, dihasilkan kesepakatan peningkatan nilai perdagangan bilateral hingga USD 150 miliar. Pada kesempatan itu pula, Tiongkok sepakat akan ikut masuk dalam pembangunan jalur Jakarta–Bandung dengan moda high-speed rail.

Demikian halnya saat Jokowi bertemu dengan PM Jepang Shinzo Abe. Saat itu ditandatangani nota kesepahaman (MoU) pembentukan forum maritim. Pada kesempatan yang sama, ditandatangani kerja sama orientasi ekspor antar kedua negara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan