BANDUNG – Jelang acara puncak peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti datang untuk mengecek kesiapan infrastruktur, pengamanan dan kesiapan personel. Badrodin tiba di Gedung Merdeka, pukul 09.20. Selama meninjau langsung, dia ditemani Kapolda Jawa Barat (Jabar), Irjen Pol M. Iriawan dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Kapolri datang menggunakan bus yang dikawal mobil patroli. Sejumlah perwira menengah dan tinggi Polri di wilayah Jabar terlihat hadir untuk mendampinginya.
Badrodin menjelaskan, situasi dan kondisi keamanan di Kota Bandung termasuk aman. Kelancaran arus lalu lintas di Jakarta dan Bandung selama pelaksanaan KAA juga tidak ada kendala yang menyulitkan. ’’Kami melakukan pengecekan kesiapan tempat puncak acara, sehingga pengamanan harus betul prima dan bisa aman kemudian bisa nyaman,’’ jelas Badrodin kepada wartawan, di Gedung Merdeka, kemarin (21/4).
Dia menjelaskan, pengecekan ini sekaligus memberi perbaikan dan antisipasi awal terhadap kekurangan yang masih terpantau di lapangan. Namun, menurut Badrodin, sejauh ini pengamanan yang akan dilakukan jajaran Polri di Kota Bandung sudah terbilang baik.
’’Sistemnya sudah dengan ring 1 dan 2 dan pengamanan jalur. Yang perlu dikoreksi bagaimana melakukan strelilsasi terhadap objek penginapan dan hotel,’’ terang dia.
Namun, penyelenggaraan KAA Senin (20/4) dikejutkan kabar dari Yaman. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara yang hingga saat ini didera konflik bersenjata itu terkena bom. Meski tidak sampai ada korban jiwa, kondisi kantor perwakilan Indonesia di kota Sanaa tersebut rusak parah.
Insiden tersebut terjadi pukul 10.45 waktu setempat atau pukul 15.45 WIB. Ketika kabar itu sampai di tengah arena KAA, persidangan paripurna ketiga yang merupakan ujung dari rangkaian ministerial meeting baru saja dimulai. ’’Kami mengutuk keras serangan bom yang terjadi,’’ tegas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah sidang di Jakarta Convention Center (JCC).
Berdasar informasi awal yang diterima Kemenlu, serangan tersebut sebenarnya ditujukan ke salah satu gudang amunisi yang kebetulan berlokasi di dekat KBRI. Selain rusaknya KBRI, banyak korban jiwa dari warga sipil di sekitar kawasan tersebut.