[tie_list type=”minus”]Hari Ini Hari Jadi Kabupaten Bandung[/tie_list]
MENGINJAK usia ke- 374 (20 April 1641-20 April 2015), roda pembangunan di Kabupaten Bandung terus bergerak ke arah yang lebih baik. Hal ini setidaknya terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2014 yang mampu mencapai 75,69 poin. Mengalami kenaikan dibanding 2013 sebesar 75,40 poin.
Capaian IPM sebesar itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung Ir. R. Basworo Wahyu Utomo, disumbang dari indeks kesehatan sebesar 75,90, indeks pendidikan 85,28 dan indeks daya beli 34,11. ’’Jika berdasarkan pendekatan indikator IPM, pembangunan manusia di Kabupaten Bandung sampai akhir 2014 memberikan gambaran yang cukup baik,’’ kata Basworo.
Angka IPM sebesar 75,69, boleh jadi merupakan angka terbesar yang bisa diraih oleh pemerintah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Prestasi ini termasuk istimewa, mengingat permasalahan yang dihadapi Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk 3.470.393 jiwa ini tidaklah ringan.
Mulai dari masalah ancaman bencana banjir, penyebaran penduduk di 31 kecamatan yang tidak merata, di samping ancaman terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri maupun perumahan.
Terjadinya alih fungsi lahan, memang tidak bisa dihindari. Apalagi lahan tersebut milik pribadi. Namun demikian Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH,M.IP segera mengambil sikap, agar alih fungsi lahan tidak semakin meluas.
Salah satunya adalah kebijakan agar masing-masing desa menyediakan lahan abadi yang luasnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa. Kebijakan tersebut rupanya mendapat sambutan positif pemerintah desa.
Seperti halnya di Desa Sangkanhurip Kecamatan Katapang, kini telah tersedia lahan abadi seluas 90,4 Ha. Bahkan di Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay, disiapkan lahan abadi seluas 349 Ha. Penyediaan lahan abadi dimasing-masing desa, telah menjadi titik perhatian H. Dadang M. Naser sejak dia dilantik menjadi Bupati Bandung empat tahun lalu.
Dipersepsikan, Dadang merasa khawatir jika lahan abadi tidak segera disediakan bisa mengganggu terhadap ketahanan pangan. Kekhawatiran H. Dadang M. Naser memang cukup beralasan. Karena menurutnya, setiap orang pasti akan berhubungan dengan hasil pertanian: beras, sayuran, perikanan, peternakan.
’’Kalau lahan untuk pertanian ini banyak dialihfungsikan, pasti nantinya akan berdampak terhadap kebutuhan pangan penduduk,’’ kata H. Dadang M. Naser.