[tie_list type=”minus”]Sumber Kebocoran di Kemendikbud [/tie_list]
BATUNUNGGAL – Heboh kebocoran soal ujian nasional (Unas) berbasis komputer (CBT), di Kota Bandung, disikapi Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung, dengan aroma kemarahan.
Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha, saat ditemui Bandung Ekpres, kemarin (15/4), menuding Dinas Pendidikan Kota Bandung, arogan. Pasalnya, menurut dia, pihaknya sudah mengingatkan, tidak perlu memaksakan kehendak jika memang belum siap secara mental maupun infrastruktur.
’’Jika benar indikasi kecocoran soal unas itu terjadi, bukan tidak mungkin ada permainan oknum penyelenggaran pendidikan,” ujar Achmad.
Sehingga, kesanggupan yang didengung-dengungkan, kata dia, harus bisa dipertanggungjawabkan. Jangan sampai sudah terjadi kasus lalu mencari kambing hitam. Terjadinya kebocoran soal unas, dalam benak dia, juga tidak lepas dari peran serta orang tua siswa. Terus dibiarkan bisa membunuh karakter anak, yang ujungnya akan merusak moral bangsa. ’’Aparat kepolisian harus bertindak tegas, masa kejadian seperti ini setiap tahun berulang,” tandasnya.
Yang paham luar dalam pelaksanaan unas itu pelaksana pendidikan, dalam hal ini dinas pendidikan dan Kemendikbud. Entah itu terpikirkan atau memang ada unsur kesengajaan, yang pasti, kata Achmad, ini kejahatan yang sangat mendasar, yang akan menghancurkan dunia pendidikan di Republik ini. “Pokoknya kita akan evalusasi dan kita panggil Disdik serta para kepala sekolah,” ucapnya.
Disdik Bantah Terlibat
Ditemui di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik ) Kota Bandung Jalan Ahmad Yani, Kepala Dinas Pendidikan Elih Sudiapermana, membantah ada upaya sistematik terkait dugaan kocoboran soal dan kunci jawaban unas berbasis komputer. Menurut dia, memang tidak dipungkiri ada bocoran soal dan kunci jawaban unas di Bandung. Tapi berdasarkan data yang dimiliki, kodenya menunjukan kunci jawaban dan soal unas itu bukan untuk zona Jawa Barat. ’’Nomor seri terakhir 06 dan 15 itu untuk luar Jawa Barat. Di Jawa Barat, kita memakai nomor seri hurup terakhir 02,” jelas Elih.
Beredarnya kunci jawaban dan soal unas, yang bisa diakses melalui Google drive dalam bentuk PDF serta BBM, dinilai Elih, menyesatkan anak-anak. Untuk itu kita menyerahkan persoalan itu sepenuhnya kepada pihak kepolian.