Harga Premium Kemahalan

Lebih lanjut Faisal menjelaskan, tidak adanya hitungan BBM yang baku adalah distrosi dari keberadaan RON 88. Apalagi, di ASEAN sudah tidak ada pengguna bensin oktan rendah itu. Harga Premium makin tidak masuk akal kalau dibandingkan dengan RON 95 di Malaysia yang dijual Rp 6.908 per liter.

’’Harga Premium lebih mahal dari RON 95 Malaysia. Ini saya hitung sendiri, sudah saya naik-naikin nilai tukarnya. Tetap lebih murah Malaysia,’’ ungkapnya.

     Ekonom berusia 59 tahun itu juga mengkritisi Pertamina. Harga keekonomian Rp 8.200 yang disampaikan juga terlalu tinggi. Lagi-lagi, acuannya adalah bahan bakar oktan yang lebih tinggi di negara lain. Seharusnya, tidak sama atau lebih mahal dengan Premium yang oktannya lebih rendah.

’’Ayo jujur ke rakyat, harga itu ada karena ketidakefisienan. Pertamina diharap bisa menunjukkan mana yang tidak efisien. Kalau ada maling, ayo digebukin bareng-bareng,’’ tandasnya.

Menteri ESDM Sudirman Said membela Pertamina dengan mengatakan sudah ada efisiensi yang signifikan. Pembelian Migas disebutnya sudah ada perbaikan dan ada penghematan USD 28 juta untuk transaksi nonhydrocarbon. ’’Biaya pengolahan sudah lebih efisien. Dari yang selalu di atas MoPS, sekarang sudah sama bahkan beberapa waktu rendah,’’ terangnya.

VP Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro juga mengatakan sudah banyak efisiensi. Berbagai penghematan disebutnya berbuah pada USD 48 juta atau sekitar Rp 624 miliar. Dia lantas mencontohkan mekanisme pengiriman BBM. Kalau sebelumnya menggunakan cost and freight, sekarang menjadi free on board (FoB).

’’Efisiensi juga didapat dari sentralisasi pengadaan BBM mentah maupun produk, dan juga barang dan jasa di Pertamina,” urainya. Perusahaan BUMN pimpinan Dwi Soetjipto itu berupaya agar semua tersentralisasi di bawah korporat.

Terpisah, Direktur Pusat Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria tidak yakin dengan klaim efisiensi Pertamina. Apalagi soa biaya pengolahan melalui kilang milik Pertamina yang disebut lebih murah dari negeri Jiran, atau Singapura. Dia berharap klaim yang disampaikan bukan karena faktor murahnya, atau turunnya harga crude oil. (dim/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan