JAKARTA – Produsen ban asal Prancis, Michelin, berencana membangun pabrik pengolahan karet alam untuk bahan baku ban senilai USD 400 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun di Indonesia. Pembangunan pabrik tersebut dimulai pada 2016 dan diperkirakan membutuhkan waktu 2-3 tahun.
’’Mereka datang untuk menyampaikan keseriusan membangun pabrik pengolahan karet alam untuk bahan baku ban di Indonesia. Peletakan batu pertama masih lama, yaitu tahun 2016,’’’ kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin setelah menerima kunjungan Senior Vice President Michelin Group Luc Minguet di kantornya kemarin.
Saleh menyatakan, pembangunan fisik pabrik tersebut membutuhkan waktu 2-3 tahun sehingga direncanakan mulai beroperasi pada 2019. ’’Mereka melihat peluang pasar. Tidak hanya untuk domestik, tapi juga pasar ekspor. Namun, tadi belum disampaikan negara tujuan ekspornya,’’ ungkapnya.
Michelin berkomitmen akan mengutamakan kebutuhan pasar ekspor dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ban.’’Mereka melihat iklim investasi di Indonesia sangat bagus. Apalagi, industri otomotif nasional juga sangat potensial. Biasanya para pebisnis memiliki kepekaan untuk melihat peluang seperti itu,’’ lanjutnya.
Di sisi lain, Michelin melihat Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah sebagai bahan baku ban. ’’Michelin akan memanfaatkan bahan baku karet yang sangat melimpah di Indonesia, terutama dari Jambi dan Kalimantan Barat dengan luas 60.000 hektare dan 20.000 hektare,’’ tambahnya. (wir/c17/agm/rie)