BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta Menteri Pertanian Arman Sulaiman untuk tidak lagi melakukan impor hasil pertanian, terutama beras. Dia menilai, keterbutuhan beras dalam negeri masih bisa terpenuhi oleh produksi padi nasional. Selain itu, untuk subsidi pertanian dilakukan di sektor hilir atau saat pembelian hasil panen.
’’Kinerja negara luar yang memproteksi pertanian itu ternyata subsidinya bukan di awal tetapi di akhir. Karena bila subsidi dilakukan di hulu khawatir terjadi banyak penyimpangan,’’ papar Aher, kemarin (13/3).
Untuk diketahui, Menteri Pertanian Arman Sulaiman menyatakan, panen raya di berbagai daerah, khususnya di Jawa Barat yang mencapai 500 ribu hektar pada Maret, bisa menutupi kebutuhan beras nasional. Sehingga impor beras tidak diperlukan.
Menurut mentan, Jabar merupakan provinsi ketujuh yang melangsungkan panen raya padi. Dari luasan areal sawah di Jawa Barat sekitar 500 ribu hektar saja, produksi padi Maret ini bisa menembus 4 juta ton gabah kering.
Menurut Mentan, stok padi tersebut bisa untuk menutupi dua bulan seluruh Indonesia. Jawa Timur pun panen raya bulan Maret ini dengan luasan sawah sekitar 527 ribu hektar.
’’Jadi baru dua provinsi saja bisa menghasilkan delapan juta ton. Jadi, Insya Allah impor belum dibutuhkan saat ini. Karena beras cukup, selama petani mau memproduksi,’’ paparnya.
Di bagian lain, Perum Bulog dinilai harus berperan sebagai penyangga harga dapat mematikan aksi spekulan beras dan mafia importir beras. ’’Mafia beras atau mafia importir beras memang ada dan terus mengintip stok beras yang tersedia di Bulog. Saat stok semakin menipis dan harga beras semakin mahal, mereka lalu menghembuskan isu perlunya impor beras untuk mengantisipasi masalah itu,’’ kata Ketua DPD RI Irman Gusman dalam kunjungannya meninjau gudang Bulog Sub Divre Cimahi, belum lama ini.
Dia menyebutkan, mafia beras terus mengintip stok beras nasional khususnya di Bulog. Namun tidak perlu khawatir karena persediaan beras di gudang Bulog, seperti terpantau hari ini, saya melihat stok masih banyak.
Dia meminta kepada presiden untuk mengembalikan fungsi Bulog. Bahkan posisinya harus semakin diperkuat. Bila Bulog kuat maka segala aksi mafia atau spekulan beras akan dapat diatasi. Bila ruang gerak spekulan dan mafia semakin sempit maka harga beras dapat stabil.