Abubakar Langgar Komitmen dengan Kandidat Lain
NGAMPRAH – Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan memutuskan Abubakar kembali terpilih menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Barat (KBB) periode 2015-2020 yang merupakan jabatan kedua kalinya sebagai orang nomor satu di DPC PDI Perjuangan. Kemenangan ini diraih Abubakar melalui jalur musyawarah mufakat yang berlangsung di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, kemarin (10/3). Sementara, dua kandidat lainnya Tuti Tumarayanti dan Rahmat Mulyana mendukung Abubakar dalam musyawarah mufakat.
Dalam proses pemilihan tersebut sempat memanas, lantaran Abubakar dituding telah mengingkari komitmen dengan kandidat lainnya (Tuti dan Rahmat) jika Abubakar terpilih kembali menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan. Berdasarkan informasi, dalam komitmen tersebut terungkap, jika Abubakar terpilih kembali, maka posisi Rahmat Mulyana akan mengisi posisi sekretaris. Namun, dalam faktanya, Rahmat menduduki Wakil Ketua Bidang Kaderisasi.
Saat dikonfirmasi, Abubakar membenarkan adanya komitmen yang dibangun antara dirinya dengan dua kandidat lain, pada saat pemilihan ketua. Namun, pada saat dibawa rapat formatur menghasilkan keputusan yang berbeda. Dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP atas struktur yang sudah diputuskan.
”Pihak DPP sendiri sudah memiliki keputusan lain. Kekecewaan pasti ada lantaran tidak sesuai dengan harapan. Saya juga sudah berusaha untuk memenuhi komitmen yang sudah dibangun (dengan dua kandidat lainnya). Tapi, keputusan DPP itu sifatnya penugasan yang harus dilakukan oleh para kader,” ungkapnya.
Abubakar menambahkan, keputusan yang sudah dikeluarkan DPP harus dilakukan dan dilaksanakan. Sebagai kader, perjuangan serta tantangan ke depan masih panjang dan berat. Sehingga dibutuhkan kerjasama serta meningkatkan kekompakan dalam memajukan partai. ”Tugas yang sudah diberikan DPP kepada para kader harus dilaksanakan. Tantangan ke depan jauh lebih berat untuk membawa nama partai jauh lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Rahmat Mulyana mengaku kecewa dengan komposisi struktur yang dianggapnya tidak sesuai komitmen. Bahkan, dirinya menilai Abubakar telah mengingkari komitmen yang sudah dibangun sebelum adanya musyawarah mufakat. ”Pada penyusunan struktur partai terjadi pelanggaran komitmen. Saat penyusunan struktur pengurus, saya dan saudari Maya (tuti, red) sudah sepakat mendukung pak Abubakar menjadi ketua. Saya dalam posisi sekretaris, dan Maya jadi bendahara. Kamipun sepakat, bahwa dalam penyusunan kepengurusan juga dilibatkan. Tapi nyatanya semua komitmen yang dibangun melenceng jauh,” kata Rahmat.