Setelah menabrak korban, diakuinya, dirinya gugup karena banyak warga di sekitar kejadian. ’’Saya melihat tangan korban di depan mobil saya. Dan saya tidak sempat mengerem setelah menabrak. Saya gugup karena banyak warga yang berteriak,’’ katanya.
Dia mengaku, tidak mengetahui korban terseret mobilnya. Namun yang dirasanya hanya seperti suara barang yang terseret oleh kendaraan yang dikemudikannya. Setelah itu, dirinya mengaku ada sejumlah sepeda motor yang mengejarnya namun tidak dia tanggapi.
Setelah masuk Tol dari pasir Koja, Y mengurangi kecepatan kendaraannya dengan mengambil jalur kiri. Setelah itu, dia baru mengetahui korban tersangkut setelah ada kernet bus yang memberi tahu. ’’Saya berhenti dan saat saya melihat mayat, saya ketakutan lalu saya jalan kaki hendak ke Polsek Cikamuning dan saat melihat petugas saya tidak lari. Karena saya mau tanggung jawab, saya hanya panik oleh massa,’’ ungkapnya.
Saat Bandung Ekspres berkunjung ke rumah korban, Ny. Sudirahayu selaku ibu korban terlihat terus menangis. Meratapi kepergian anak pertamanya dari dua bersaudara tersebut. Begitupun dengan Supardi, ayah korban. Meski terlihat lebih tegar, namun dia tetap terlihat sedih.
Menurut Supardi, beberapa hari kebelakang, korban memang agak beda. Selain sering berdiam di kamar, diapun terlihat sangat dekat dengan adiknya. ’’Siapa yang menyangka anak saya akan meninggal dengan cara ini. Padahal Firman, anaknya baik,’’ ujarnya kemarin (28/2).
Keluarga tidak memiliki firasat apapun. Namun, Supardi sempat bilang kepada adik korban akan mengganti ponsel milik korban. Sebab, sebelumnya korban sempat mengeluhkan ponselnya yang lambat saat akan digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. ’’Saya bilang ke adiknya nanti hape abang buat kamu, karena abang mau dibelikan hape baru. Anak saya mengeluh hape-nya lemot,’’ katanya.
Supardi melanjutkan, Firman merupakan anak pendiam. Meski begitu, dia bergaul dengan siapapun. Bahkan, karena mempunyai keahlian merakit komputer, teman-temannya banyak yang memperbaiki komputer kepadanya. ’’Anak saya memang suka diminta tolong teman-temannya yang ingin merakit atau memperbaiki komputer,’’ katanya yang membenarkan saat kejadian anaknya ini akan pulang dari rumah temannya.