Sebut Wagub Kurang Tepat Baca Rangking
CIBEUNYING KIDUL – Pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang meminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil introspeksi terkait taman, membuat Ridwan geram. Pria yang akrab disapa Emil ini pun meluapkan kekesalannya ke akun Twitter miliknya @ridwankamil.
Dalam isi twitnya, Emil menulis bahwa Wagub kurang bijak. ’’Menyalahkan hadirnya ruang2 publik/taman sebagai kebutuhan dasar manusia kota dengan isu persampahan, saya kira kurang bijak. @Deddy_Mizwar_,’’ tulisnya pada Kamis (26/2) lalu, pukul 22.47.
Sebelumnya, Wagub Deddy meminta Wali Kota Bandung instrospeksi karena adanya taman-taman tak berfungsi. Persoalan utama, kata dia, taman sudah banyak, tapi sampah semakin banyak juga. Ditambah, Wagub Jabar melihat data Kota Bandung ada di urutan kedua terbawah dari 14 Kabupaten/Kota Piala Adipura, dalam penanganan sampah.
Terkait dengan hal ini, Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Tjetje Iskandar mengatakan, itu hanya kesalahan Wagub Deddy yang kurang tepat dalam membaca rangking. ’’Kota Bandung mendapat nilai 71 (P-1), ini dimungkinkan untuk mengikuti P-2 (tahapan kedua). Nilai itu bagus untuk perbaikan tata cara menangani permasalahan sampah,” kata dia saat menerima kunjungan kerja Komisi B DPRD Kota Bandung, kemarin (27/2).
Terpisah, anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Tedi Rusmawan membenarkan hal itu. Setelah dicek ulang dan dikonsultasikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup, urutan rangking tersebut, hanya penempatan status kabupaten/kota peserta piala Adipura. ’’Urutan itu untuk menunjukan status kabupaten/kota kecil, sedang dan metropolitan yang dicatat saja. Jadi tidak benarlah Kota Bandung sebagai kota kurang bersih,” ucap Tedi kepada Bandung Ekspres di kantornya.
Yang terpenting, kata Tedi, sekarang saatnya berbenah dalam menangani masalah sampah. Tidak perlu saling menyalahkan. ’’BPLH, PD. Kebersihan dan tentunya partisipasi masyarakat, memegang peranan penting dalam menjaga kebersihan guna mewujudkan kota sehat,’’ ujar politisi PKS ini.
Tedi menuturkan, anggaran sosialisasi PD. Kebersihan, jangan digunakan terlalu formil. Tetapi, libatkan juga seniman, budayawan atau tokoh masyarakat. Kedekatan dan cara-cara kreatif, inovatif, atau melalui cara-cara yang menghibur, menurutnya dirasa akan lebih kena. ’’Pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimaknai, dibanding hanya dengan tindakan sporadis,” imbuh dia. (mg10/tam)