Sempadan Danau Berubah Jadi Perumahan Elite
PADALARANG – Dewasa ini, banyak pihak yang saling tuduh dan lempar tanggung jawab saat terjadi banjir. Yang paling tersudut biasanya pemerintah. Tuduhan masyarakat memang terkesan menggampangkan. Meski ada tangan teledor yang ikut ambil bagian dari keadaan tersebut.
Sebatang, sehari hingga ratusan bungkus rokok misalnya, menjadi bagian dari sampah kecil yang kerap menjadi bumerang bagi lingkungan. Kondisi itu, menjadi gambaran masyarakat yang menyepelekan kebersihan. Faktor lain, lahan penghijauan kini banyak beralih jadi perumahan.
Kenyataan ini, terjadi karena banyak pengembang yang acuh pada tata ruang. Tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi bila terus dilakukan. Lahan penghijauan yang seharusnya menjadi penadah dan serapan hujan, kini berubah menjadi perumahan elit yang bernilai miliaran.
Dampak ini dirasakan betul oleh PT Indonesia Power yang tak lain anak perusahaan PLN. Mereka mengklaim, beberapa hektar tanah milik mereka diserobot oleh pengembang Kota Baru Parahyangan. Lokasinya, di sempadan kawasan waduk.
Untuk diketahui, kawasan sempadan ini merupakan kawasan di pinggiran waduk yang memiliki elevasi (kemiringan rata-rata antara nol hingga 10 derajat) dari permukaan air danau waduk atau situ. Tapi, elevasi tersebut bisa berbeda-beda tergantung kontur tanah dan wilayah. Peruntukannya, menjadi cadangan volume tampung air di waduk saat terjadi penambahan kapasitas air. Contoh ketika musim hujan atau terjadi anomali cuaca. Sempadan tersebut memiliki peran penting ketika, daya tampung Saguling mulai kritis.
’’Kondisi yang terjadi saat ini, ada puluhan hektar kawasan sempadan ini dibangun oleh pengembang. Padahal, itu lahan PLN. Sudah pasti ada kegunaan dan dampaknya jika disalahgunakan,’’ papar Manajer Sipil dan Lingkungan PT Indonesia Power Heryanto kepada Bandung Barat Ekspres di kantornya di Kawasan Komplek PLN Cioray, Kecamatan Rajamandala, belum lama ini.
Saguling sendiri saat ini menjadi muara dari sejumlah anak sungai di Jawa Barat. Sebagai informasi, cacthment area waduk tercatat seluas 2.283 km2. Jumlah itu mencakup area Bandung 204 km2, Saguling 89 km2, Cililin 207 km2, Montaya 195 km2, Cisondari 298 km2, Cinchona 320 km2. Kemudian, Ciparay 260 km2, Cicalengka 174 km2, Paseh 142 km2, Ujungberung 257 km2 dan Sukawarna 137 km2.