Andalan Ridwan Kamil Hadapi Siaga Satu Banjir
SUMUR BANDUNG – Puncak musin hujan diperkirakan terjadi Februari ini. Karena itu, ancaman banjir terus membayangi Kota Bandung. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menetapkan siaga satu banjir, terkait kejadian banjir yang melanda beberapa wilayah dan telah menimbulkan penderitaan di masyarakat.
”Dalam tujuh hari terakhir curah hujan yang tinggi menyebabkan tanggul sungai dibeberapa wikayah jebol. Masyarakat jadi korban. Saya akui memang kondisi tanggul sudah tidak representatif, ” kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai launching Raskin Gratis 2015, di Balai Kota Pemkot Bandung kemarin (9/2).
Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, telah dilakukan upaya penanganan darurat. Bahkan, selain mengacu pada ramalan cuaca, pihanya juga mengandakan pawang hujan dalam mengantisipasi persoalan banjir. ”Kita terjunkan pawang hujan di setiap kecamatan, mudah-mudahan ini dapat meminamalisir persoalan banjir, ” kata Emil.
Menyoal tanggap darurat, Emil, memerintahkan Camat dan Lurah, mengambil tindakan cepat. Kecamatan bisa langsung berkoordinasikan dengan Dandim Bandung. ”Lurah melaporkan kondisi terkini. Camat berkoordinasi dengan Dandim. Kebijakan ini agar memudahkan penganggaran dalam menuntaskan persoalan infrastruktur, ” ujar dia.
Di Gedung DPRD Kota Bandung, Ketua Komisi C Entang Suryaman menyambut baik baik langkah wali kota dalam mengantsipasi persoalan banjir. Kendati demikian, dewan menginginkan penanganan tanggul menjadi prioritas di tahun ini.
”Kita mendorong Dinas Bina Marga dan Pengairan, mendahulukan persoalan tanggul. Bila memungkinkan pada APBD tahun ini, prioritas anggaran lebih besar dikucurkan untuk membenahi persoalan tanggul, ” ujar Entang.
*Lumpur Tebal Tutupi Lapangan Sekolah
Sementara itu, lumpur setebal 20 sentimeter masih menutup lapangan SMPN 42 Bandung, Jalan Manjahlega, Kelurahan Margasari Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, kemarin (9/2). Akibatnya, kegiatan belajar mengajar di sekolah terganggu.
Kepala SMPN 42 Bandung Agus Komar mengatakan, lumpur tersebut merupakan bekas banjir luapan Sungai Cidurian yang berada tepat di samping sekolah tersebut pada Jumat (6/2/). Saat itu, lanjut Agus, banjir setinggi betis kaki orang dewasa merendam sekolah tersebut.