CIANJUR – Untuk meningkatkan produktifitas susu dan perikanan di Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan siap mendorong peningkatan produksi ikan. Bahkan dirinya optimistis targer peningkatan tersebut akan tercapai.
Heryawan mengatakan, saat ini produksi ikan air tawar bisa mencapai 800 ribu ton per tahun. Pihaknya pun terus meningkatkan produksinya. Salah satunya, melalui sosialiasasi agar masyarakat gemar mengonsumsi ikan.
”Kebutuhan masyarakat sangat tinggi, konsumsi per kapitanya belum mencukupi. Jadi kita terus mendorong masyarakat Jabar, masyarakat Indonesia selalu gemar mengkonsumsi ikan,” jelas Heryawan usai mengunjungi Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi (BPPTS) Perah di Desa Bunikasih, Kecamatan Warung Kondang, serta Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum (BPPPU) di Jala Raya Cipanas KM 12, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, kemarin (05/02).
Menurutnya, Potensi ikan tawar dan laut baik di Jabar maupun Indonesia sangat besar. Indonesia merupakan negara yang memiliki perikanan terbesar atau 25 persen dari perikanan dunia. Namun, Indonesia masih menjadi negara dengan produksi ikan terbesar kelima.
Selain itu, sama halnya dengan ikan, Jabar juga menjadi provinsi dengan pemasok susu terbesar di Indonesia. Namun, secara nasional, hingga saat ini Indonesia hanya mampu memproduksi susu sapi perah sebesar 30 persen, sementara 70 persen masih impor. Dan 70 persen dari 30 persen produski susu Indonesia tersebut berasal dari Jabar.
Untuk itu, Pemporv Jabar terus mendorong produksinya, salah satunya melalui pengembangan sapi perah impor yang dibudidayakan mampu memproduksi susu 35 sampai 40 liter per ekor per hari, dari sebelumnya hanya 15 liter per ekor per hari.
”Jadi hampir tiga kali lipat dengan pola produksi dan pola konsumsi yang sama tapi menghasilkan produksi yang berbeda, yang sangat tinggi. Itu yang akan kita kembangkan kedepan,” papar Aher.
Dia menilai melalui potensi itu Jabar menargetkan untuk bisa swasembada daging dan susu, selain swasembada pangan.