132 Sekolah Menyatakan Siap
BUAH BATU – Sedikitnya 132 sekolah di Kota Bandung menyatakan siap melaksanakan ujian nasional (UN) secara online. UN online sendiri sudah diwacanakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di berbagai daerah terutama Jawa Barat.
Sedikitnya102 sekolah sudah ditunjuk langsung Kemendikbud untuk menjadi menjadi prototype penerapan UN online. Di Jabar, tingkat SMK ada 27 sekolah, SMA 44 sekolah dan SMP 31 sekolah.
”Yang ditunjuk langsung oleh Kemendikbud ada 102 sekolah, tinggal nanti kita memverifikasi lagi sekolah-sekolah lainnya yang siap,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah Tinggi Disdik Jawa Barat Dodin R Nuryadin di SMKN 13 Bandung, Jalan Soekarno-Hatta, kemarin (2/2).
Menurutnya, meskipun ada yang ditunjuk langsung oleh Kemendikbud, namun setelah meninjau ke lapangan, beberapa sekolah pun banyak yang mengajukan untuk menerapkan sistem UN online.
”Ketika ditanya kepada guru-gurunya, banyak yang siap, makanya akan kami data dulu dan nanti kami verifikasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bandung, Elih Sudiapermana mengatakan, 132 sekolah tersebut, merupakan sekolah-sekolah yang mengajukan diri dan mengajukan kesiapannya untuk melakukan UN online.
Dari SMK tercatat 15 sekolah mengajukan kesiapan untuk melaksanakan UN online, untuk SMA sebanyak 33 sekolah, SMP 46 sekolah dan SD 38 sekolah.
”Untuk saat ini kita sifatnya masih menawarkan kepada sekolah-sekolah yang siap dan ternyata hasilnya banyak sekolah yang berminat. Awalnya kita mau fokus di SMK, tapi ternyata antusias SD pun tinggi,” ujar Elih saat sosialisasi UN online di SMKN 13 Bandung, Jalan Soekarno-Hatta, di waktu yang sama.
Elih mengatakan, untuk pelasanaannya UN online sendiri tidak akan dilakukan secara serentak namun bertahap. Ditargetkan pada 2018 ini seluruh sekolah di Kota Bandung bisa melaksanakan secara bersama-sama.
”Kalau SMK kita targetkan tahun depan ada satu mata pelajaran normatif itu sudah mulai ujian secara bersama, karena SMK ini punya teknologi yang tinggi, tapi mudah-mudahan SMA juga bisa ikut tahun depan karena banyak yang sudah mengerti teknologi, tapi kalau SD dan SMP jangka panjang, kalau di 2018 bisa running semua itu lebih baik,” katanya.