MINGGU dini hari kemarin, Premier League menyajikan salah satu partai penting dalam musim 2014/15. Chelsea sebagai pemuncak klasemen sementara kedatangan tamu Manchester City, sang juara bertahan yang menguntit tepat di belakang mereka.
Label sebagai penentu siapa peraih titel kasta tertinggi liga Inggris berkumandang sebelum wasit meniupkan peluit tanda pertandingan dimulai. Ekspektasi tinggi para penggila bola termasuk pendukung dua kesebelasan, ditambah dengan bumbu-bumbu seperti kembalinya Frank Lampard ke Stamford Bridge, menjadi semakin panas sebelum saatnya.
Pertandingan berjalan sebagaimana hampir diprediksi banyak pengamat. City yang dalam posisi tertinggal di klasemen berusaha mencari gol lebih awal, namun Loic Remy sukses bawa The Blues unggul lebih dahulu. Tak lama berselang ganti David Silva menyamakan kedudukan sebelum istirahat diberikan oleh wasit.
Pada babak kedua inilah mengapa judul dari artikel berbunyi Chelsea tak mau menang. Mourinho tidak bisa menurunkan Cesc Fabregas dan Diego Costa dalam laga kali ini, namun itu bukanlah alasan. Logika sederhana untuk memenangkan sebuah pertarungan adalah dengan mencetak gol, dan agar itu bisa tercipta harus ada serangan serta tembakan yang dilepaskan untuk mengancam gawang lawan.
Selama 45 menit kedua berapa total yang dilesakkan oleh para pemain Chelsea ke hadapan Joe Hart? Nihil. Paruh kedua mereka tidak mengancam gawang dan hanya berusaha mengamankan hasil imbang 1-1. Secara total mereka cuma melakukan tiga kali tembakan dimana terbagi menjadi satu berbuah gol oleh Remy, satu dari Oscar sukses ditahan Hart, sementara usaha kapten John Terry masih melebar. Semua itu terjadi sebelum waktu jeda.
Hal ini sangat kontras dibandingkan saat mereka bertandang ke Etihad Stadium. Berakhir sama dengan di London, namun The Blues bisa melepaskan dua kali lebih banyak ketimbang di markas sendiri. Hanya mengancam satu kali di babak pertama, anak asuh Mourinho seperti kerasukan di kesempatan berikutnya. Satu gol belum ditambah peluang dari Costa membentur tiang gawang, menunjukkan bagaimana beringasnya mereka kala itu.