IMI Jabar Minta Dilibatkan dalam Penentuan Sirkuit
BANDUNG – Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia (Pengprov IMI) Jabar berharap dilibatkan dalam penentuan maupun perbaikan sirkuit balap motor untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016. Pasalnya, sirkuit menjadi salah satu penentu keberhasilan atlet balap motor Jabar meraih medali emas di PON XIX/2016.
”Atlet tentunya harus hafal banget kondisi sirkuit. Karena sirkuit menjadi salah satu faktor penentu atlet juara. Dan bagaimana atlet-atlet daerah lain bisa menjadi juara saat didaerahnya digelar event meski spek motor dan skill terbilang sama. Karena tuan rumah lebih menguasai sirkuit,” ujar Ketua Umum Pengprov IMI Jabar, Rio Teguh Pribadi kepada wartawan, baru-baru ini.
Rio menuturkan, Jawa Barat sendiri saat ini memiliki empat sirkuit yang bisa digunakan untuk perhelatan cabang olahraga balap motor pada PON XIX/2016. Yakni sirkuit Sentul Besar, Sentul Kecil, Gery Mang Subang dan sirkuit di Tasikmalaya.
”Kami sendiri belum mengetahui akan dimana digelar, katanya di sirkuit Gery Mang. Tapi saat kami melakukan peninjauan ke sana, masih banyak yang harus dibenahi. Padahal sirkuit itu katanya baru direnovasi. Bukan masalah anggaran, tapi Jabar sebagai tuan rumah dan kami harus tahu sedetail mungkin kondisi sirkuit untuk pengetahuan atlet,” terangnya.
Salah satu yang menjadi sorotan yakni jarak start yang kurang panjang. Selain itu, switching arah di tikungan yang terlalu mepet. Pasalnya, lanjut Rio, terdapat perbedaan antara kondisi sirkuit untuk kejuaraan daerah dengan kejuraan nasional seperti PON.
Saat ini, IMI Jabar masih melakukan pembinaan terhadap pebalap motor yang sebelumnya juga memperkuat kontingen Jabar di PON 2012 Riau, untuk gelaran PON XIX. Mereka yakni Owie Nurhuda, Wahyu Widodo, Oky Lukman, dan Anggi Permana. Ditambah pebalap motor hausl pemantauan di kejurda dan Porda Jabar XII.
”Jabar ini potensinya luar biasa, ada sekitar 3000 pebalap. Bahkan juara asia pun dimiliki Jabar meski tidak tersorot. Trend perkembangan balap motor di Jabar sudah berkembang pesat. Namun kondisinya, kita tidak punya tempat yang dilegalkan untuk menggelar balapan. Termasuk di Kota Bandung,” tandasnya. (jur/asp)