Ternyata Kurang Ramah Lingkungan

Menurut dia, rencananya selain merealisasikan sembilan taman tematik yang tersisa. Akan dibuat juga taman bermain di 52 wilayah Rukun Warga (RW). Pembangunan taman-taman tematik tersebut merupakan upaya Pemkot Bandung untuk merias wajah kota. Juga upaya membangkitkan nilai-nilai sosial masyarakat melalui taman. ”Malah sekarang selalu ada agenda rutin yang dilaksanakan di taman-taman,” tuturnya.

Dengan tidak menghilangkan fungsi ekologis, Pemkot Bandung mengemas taman kota sebagai ruang publik yang menarik. Sebab, taman kota merupakan hak masyarakat untuk dapat mengakses ruang publik. Sehingga, Pemkot membuat taman dengan tema-tema sebagai representatif warga Bandung yang kreatif. Itu pun dikomunikasikan dengan komunitas-komunitas untuk ikut meramaikan dan menjaga. ”Taman yang ramai mengurangi kejahatan juga kan sebenarnya,” tukas Dadang.

Disinggung tentang pembuatan taman yang masih terpusat. Dadang mengatakan, hal ini disebabkan Kota Bandung masih kekurangan ruang terbuka. Sehingga, disiasati dengan pembuatan taman di sekitar RW. ”Agar nanti warga kalau mau main tidak perlu jauh-jauh ke Alun-alun, misalnya,” katanya.

Namun, sisi lain perombakan taman yang dibuat Pemkot menyisakan kekhawatiran. Terutama, para pedagang hias di Jalan Taman Cibeunying yang posisinya sejajar dengan Taman Cibeunying yang belum lama ini dipercantik. Mereka merasa khawatir karena mendengar akan ada pengalihan tempat berjualan.

Menurut salah satu pedagang Imas, memang lahan berjualan yang sudah sejak lama berdiri itu adalah milik pemerintah. Namun, dirinya berharap ada sisi kemanusiaan pemerintah untuk memperhatikan warganya. ”Padahal ini (penjual tanaman hias) sudah jadi ikon Bandung juga,” tandasnya. (mg2/tam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan