JAKARTA – Upaya pengangkatan badan pesawat AirAsia penerbangan QZ8501 kembali gagal kemarin (25/1). Di hari operasional ke-29 tersebut, tim pengangkut badan pesawat harus pasrah saat tali penarik kembali terputus. Karena itu, tim gabungan di bawah komando Basarnas itu mengaku bakal mencoba kembali upaya pengangkutan meski belum ada kepastian.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan tim penyelam di kapal Crest Onyx untuk melakukan penguatan belting dan tali pengikat. Awak yang berasal dari KRI Banda Aceh itu diakui sudah melakukan upaya tersebut sejak Sabtu (24/1) malam. ’’Untuk floating bag, kami masih menggunakan 1 buah berukuran 10 ton. Hal itu karena ada Kapal Crest Onyx yang akan menarik badan pesawat?,’’ ungkapnya.
Secara kronologis, proses pengikatan tali ke badan pesawat oleh penyelam sudah dilakukan sejak pukul 04.55 WIB. Dalam pengecekan kondisi, tim menilai upaya tersebut sudah aman dilakukan. Namun, upaya tersebut akhirnya terhenti saat pukul 09.30 WIB tali pernarik di Kapal Crest Onyx terputus.
’’Bodi pesawat akhirnya kembali masuk ke air. Tetapi, obyek itu tidak akan terhempas atau hilang di laut. Karena saat itu tali tross masih terpasang. Kami hanya mengulur tali tersebut agar bagian bisa tiba dengan aman di dasar laut,’’ terangnya.
Meski gagal, upaya tersebut juga diakui tak sia-sia. Saat badan pesawat terangkat, satu jenazah di dalam ternyata mengapung. Jenazah tersebut langsung dievakuasi oleh tim dengan perahu karet ke KN Pacitan untuk selanjutnya dibawa ke Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, dengan Helly Bell milik TNI AL. ’’Selain jenazah, beberapa objek-objek di dalam badan pesawat juga ikut mengapung,’’ terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan, upaya pengangkatan pesawat memang tak mudah. Pasalnya, kondisi cuaca di sana saat ini masih mempengaruhi berat pesawat. Meski sudah dikuatkan, ternyata tali pengikat tak bisa menahan gaya tarik dari badan pesawat.
’’Tadi ini kecepatan arus mencapai 1,7 knot dengan ketinggian ombak 2-4 meter. Dengan ombak yang bergerak cepat, tentu berat badan pesawat bisa berubah dengan cepat. Tampaknya, wired rope-nya tak kuat menahan beban itu,’’ terangnya.