Menurut dia, ongkos angkot diperkirakan akan berubah. Melihat harga BBM yang kembali mendekati harga sebelum dinaikkan Nopember lalu. ”Mau gimana lagi? Da harga BBM-na ge turun deui (Harga BBM-nya turun lagi),” tuturnya.
Maman mengungkapkan, pihaknya tidak dapat memaksakan untuk menggunakan tarif lama. Pasalnya, penumpang juga memahami keadaan. ”Suka ada yang protes kalau diminta ongkos mahal,” ujarnya.
Sebelumnya, ongkos tidak berubah sejak resmi turun awal Januari lalu. Alasannya, penurunan harga BBM tidak terlampau jauh. Hanya turun Rp 900 dari harga awal. Mayoritas angkot memasang tarif tetap pasca kenaikan pada Nopember lalu.
Sementara itu, salah satu pengguna angkutan umum Dini mengatakan, dengan turunnya harga BBM seharusnya diikuti juga penyesuaian ongkos angkutan umum. ”Apalagi ini udah turun dua kali,” katanya.
Dini mengungkapkan, penumpang akan merasa dirugikan jika tarif angkutan umum tidak turun. Pasalnya, ketika BBM naik tarif angkutan pun ikut naik. ”Masa sekarang BBM turun, ongkos nggak turun? Kan kita rugi,” keluhnya.
Sebagai pengguna angkutan umum Dini berharap, agar pemasangan tarif angkot menyesuaikan turunnya harga BBM. Karena menurutnya, masih banyak pengeluaran untuk kebutuhan lainnya. Sedangkan, pendapatan hasil kerjanya masih tetap. (fie/mg2/tam)