Ke Mana Arah Sekolah Sepak Bola Bandung?
BUKAN hal tabu bila warga Bandung bersemangat saat berbincang-bincang mengenai sepak bola. Tim sepak bola dari Bandung, Persib, selalu berhasil menyita perhatian. Terlebih, tahun lalu Persib sukses meraih gelar juara dalam ajang Liga Super Indonesia (LSI) musim 2014 lalu. Sampai saat ini, tim berjulukan Maung Bandung itu masih jadi topik hangat buah bibir masyarakat.
Namun, ada sejumlah dampak yang dihasilkan dari kemenangan Persib itu. Bak jamur di musim hujan, Sekolah Sepak Bola (SSB) tumbuh subur di Kota Bandung. Saat ini, tercatat ada 36 SSB yang berada di bawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Asosiasi Sepak Bola Kota Bandung (Askot). Semuanya rutin mengikuti kompetisi tahunan yang diadakan oleh Askot sebagai wadah bagi sepak bola usia muda. Kompetisi itu berjenjang. Mulai dari usia, 11, 13, 15 dan 17 tahun.
Pola pembinaannya kita dengan melakukan kompetisi setiap tahun yang dikelompokkan di usia 11 sampai 17. ’’Tindak lanjutnya, kita sudah siapkan tim pemandu bakat untuk menyeleksi pemain buat dikirimkan mengikuti Liga Danone, Hari Olahraga Nasional (Haornas) dan Soeratin,’’ ujar Yana, Ketua PSSI Askot belum lama ini.
Akan tetapi, banyaknya sekolah sepak bola (SSB) yang mayoritas diisi usia muda ini kurang mendapat perhatian. Maka dari itu, pembinaan sepak bola di Bandung perlu dibenahi demi mengembalikan citra Bandung yang pernah lekat dan sempat dijuluki kiblat sepak bola Indonesia di era 80-an hingga 90-an.
Dalam hal ini, bisa dikatakan Persib Bandung yang belakangan jadi salah satu klub paling banyak menyumbang pemainnya ke timnas. Namun, para pemain asal Persib yang berkostum timnas bukanlah pemain yang dicetak dari pola pembinaan konvensional kompetisi amatir di Kota Bandung.
Ada tiga elemen penting yang menjadi pondasi untuk pembinaan usia muda. Yakni, Asosiasi Sepak Bola Kota Bandung (Askot), sekolah sepak bola/klub amatir (SSB) dan klub profesional sebagai muaranya. Ketiga elemen inilah yang harus mencapai titik temu, demi terciptanya pemain muda bertalenta.
’’Nah, sebetulnya itu tanggung jawab kita. Tapi, PSSI Askot Bandung hanya punya kewajiban membina usia muda sampai usia 17 karena amatir. Begitu mereka sudah masuk profesional, itu urusannya sama pribadi dan SSB-nya,’’ kata Yana.