Fahmi Berhasil Identifikasi Delapan Korban

’’Semua korban memiliki catatan medis dari dokter giginya. Hal ini memudahkan proses identifikasi. Jika tidak ada data, identifikasi tidak bisa dilakukan,” paparnya.

Adapun metode lain yang dilakukan adalah menggunakan teknik superimpose. Yaitu membandingkan gigi yang terlihat dari foto korban sewaktu hidup. Foto tersebut kemudian ditimpa dengan foto gigi korban yang sudah meninggal melalui aplikasi tertentu. Jika besarannya cocok, maka jenazah dapat positif diidentifikasi.

Data identifikasi ini sudah diserahkan kepada tim DVI Nasional, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dan Basarnas untuk kemudian diwartakan kepada kerabat korban dan masyarakat. Sebenarnya, ada tiga proses identifikasi primer, yaitu identifikasi gigi, sturktur DNA, dan sidik jari. Namun, identifikasi melalui gigi dapat dikatakan lebih efektif. Fahmi menerangkan, semakin lama ditemukan, kondisi jenazah akan semakin membusuk dan beberapa bagian tubuh akan hancur.

Salah satu organ yang masih bisa dikenali adalah gigi. Menurut Fahmi, gigi adalah organ yang memiliki karakteristik unik. Gigi tahan terhadap suhu tinggi, sehingga kuat dalam proses pembakaran maupun perendaman saat jasad tenggelam di laut.

Lebih lanjut, Koordinator Ilmu Kedokteran Gigi Forensik FKG Unpad ini menerangkan, hampir semua jenazah memiliki kondisi badan yang hancur akibat hentakan yang kuat terhadap permukaan air laut. Sebab, pesawat jatuh dalam kondisi vertikal. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh lamanya jenazah berada di dalam laut.

Sampai saat ini ada 48 jenazah yang ditemukan dari kecelakaan pesawat yang hilang pada Minggu (28/12) lalu. Untuk itu, Tim FKG Unpad akan kembali mengirim dua Dokter Gigi Konsulen Forensik Radiologi Kedokteran Gigi dan empat tenaga Residen Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi. Rencananya, tim akan berangkat minggu depan.

Sebelumnya, tim DVI FKG Unpad juga dilibatkan dalam proses identifikasi jenazah kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Bogor pada 2012 lalu. Kemudian, identifikasi korban imigran gelap yang tewas tenggelam di perairan Cianjur Selatan. Dan identifikasi korban pembunuhan di Bintaro, Jakarta Selatan.

Selain itu, tim DVI FKG Unpad juga membantu melakukan forensik antropologi dental. Yakni mengidentifikasi gigi manusia purba di Gua Pawon. ’’Kita patut berbangga, Ilmu Forensik Gigi FKG Unpad merupakan pertama di Indonesia, dan selalu menjadi rujukan,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan