Dia mengungkapkan bahwa hal ini merupakan permasalahan yang dilematis. Di sisi lain efisiensi harus dilakukan, namun perusahaan tidak bisa serta merta menaikkan harga produknya. Sebab harga yang digunakan saat ini merupakan harga maksimal.
’’Bahkan dulu komposisi bahan baku impor 80 persen, sisanya yang 20 persen berasal dari bahan baku lokal. Sekarang 60 persen untuk impor, dan 40 dari lokal,’’ katanya. Hal ini selain disebabkan oleh pelemahan rupiah, juga disebabkan oleh daya saing produsen lokal yang kini dirasa telah cukup memenuhi standar internasional. (dee)