Pascagempa di Sulsel, 19 Ribu Orang Harus Mengungsi

JAKARTA – Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 19.435 orang mengungsi pascagempa di Sulawesi Barat (Sulbar), berdasarkan data per Senin (18/1) pukul 08.00 WIB.

“Rinciannya, 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju, dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majane,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan yang diterima.

Tercatat 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua yang masih dalam proses pendataan.

Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro yang masih dalam proses pendataan.

“Korban meninggal akibat gempa tersebut sebanyak 81 orang, yaitu sebelas orang meninggal di Kabupaten Majene dan 70 orang di Kabupaten Mamuju,” ucap Raditya.

Pusdalops BNPB juga melaporkan sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju, sehingga total korban dengan luka berat mencapai 253 orang. Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang.

BPBD Kabupaten Majene, Mamuju serta Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI, Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak. “Saat ini tim personil BNPB masih melakukan asesmen untuk wilayah terdampak gempa di Kabupaten Majene,” kata Raditya.

Guna mencegah potensi penularan Covid-19, BNPB memberikan dukungan berupa alat tes cepat antigen untuk memeriksa dan menelusuri adanya penularan Corona di lingkungan pengungsian.

Apabila terdapat warga pengungsi yang reaktif swab antigen, maka akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat. (tan/jpnn)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan