PSBB THH

Mungkin karena jumlahnya terlalu banyak. Tapi kan bisa dikelompokkan lebih kecil. Berdasar tingkat keseriusannya maupun berdasar wilayah.

Bisa saja grup WA itu dibagi tiga: grup WA diabetes yang sudah cuci darah, grup yang sudah tahap suntik insulin, dan grup yang sudah makan obat.

Mungkin, siapa tahu, ada kepala daerah yang mau melangkah ke sana.

Kalau per kabupaten terlalu luas, bisa dibagi per kecamatan.

Di saat tidak ada lagi PSBB grup WA seperti itu akan efektif.

Demikian juga grup WA penderita tekanan darah tinggi. Yang kalau jumlahnya terlalu banyak juga bisa dibagi. Terutama untuk yang punya komplikasi dengan penyakit lain.

Kelompok tersebut bisa ditangani secara khusus. Justru sebelum mereka tertular Covid-19. Daripada mereka memenuhi rumah sakit.

Memang diperlukan manajemen yang sungguh-sungguh serius. Tapi saya yakin banyak kepala daerah kita yang mampu. Bupati Banyuwangi, Bupati Kulon Progo, Belitung, dan banyak lagi sudah membuktikan mampu. Tinggal menambah ke bidang ini.

Teknologi sudah ada. Termasuk untuk mengontrol kedisiplinan mereka.

Kalau perlu adakan apps khusus untuk mereka. Tiap hari mereka wajib mengisi apa saja yang mereka makan. Juga yang mereka minum.

Penyakit-penyakit tadi sangat erat dengan apa yang mereka konsumsi.

Bagi yang bisa disiplin bantuan akan diteruskan. Bagi yang makan-minumnya sembrono diperingatkan.

Sudah lama saya setuju dengan fatwa Profesor Kenichi Ohmae: tidak ada negara kaya dan negara miskin; yang ada adalah negara dengan manajemen baik dan negara dengan manajemen yang kurang baik.

”Nabi” nya ilmu manajemen itu ingin mengatakan: semiskin apa pun negara itu akan menjadi kaya kalau manajemennya baik. Contohnya banyak, termasuk Jepang dan Singapura.

Sebaliknya negara kaya pun akan jadi miskin kalau manajemennya tidak baik.

Saya tidak tahu negara mana contohnya. (Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan