ITB Jadi Pelopor Ketahana Bangsa

BANDUNG – Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Seminar Bela Negara dengan mengahadirkan narasumber Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Seminar Bela Negara Tersebut mengusung tema ‘Mahasiswa sebagai Pelopor Persatuan dan Kesatuan Bangsa’ diikuti mahasiswa ITB lintas jurusan dan angkatan. Sebagai pemateri, Mahfud MD memaparkan bahwa mahasiswa harus bisa menjadi pelopor persatuan dan kesatuan bangsa.

“Ada 17.504 pulau dan 1.300 suku, 726 bahasa daerah, berbagai agama dan kepercayaan, beragam adat dan budaya. Secara demografis maupun geografis Indonesia sangat kaya dalam keberagamannya,” ucap Mahfud di Convention Hall Sabuga ITB, Kota Bandung, Minggu (23/2).

Mahfud MD pun memaparkan, bahwa menjaga kemerdekaan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dengan semangat bela negara merupakan jembatan menuju visi Indonesia Emas pada 2045. Sehingga, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Unggul yang berkarakter nasionalis dan adaptif terhadap perkembangan diperlukan untuk dapat menunjang tercapainya visi tersebut.

“Cita-cita bisa tercapai ada dua. Satu, karena kita bekerja keras. Dua, karena kita punya ke-Indonesia-an. Saya berpesan, bagaimana kita menjaga kemerdekaan ini sebagai langkah kita menjadikannya sebagai jembatan emas untuk menuju cita-cita Indonesia Emas,” cetusnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, bahwa mahasiswa harus menjadi perekat hampir 50 juta jiwa penduduk Jabar di tengah gempuran paham menyimpang, baik dari dalam maupun dari luar negeri, yang mengancam ideologi negara.

Menurutnya, ada tiga isu yang mebayang-bayangi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Antara lain isu Korupsi, Narkoba, dan Radikalisme.

“Sangat strategis sekali apabila ada hal seperti ini bisa dilakukan di Jawa Barat. Pastinya mahasiswa di sini sekarang dan ke depam akan menjadi agent of change sebagai perekat NKRI,” kata Setiawan.

Pun di era digital, tambahnya, sosialisasi bela negara perlu dilakukan lewat media sosial agar menjangkau banyak pihak. Apalagi, Setiawan menuturkan kurang lebih 86 persen warga Jabar adalah pengguna aktif media sosial.

“Artinya sosialisasi, pengajaran, dan seterusnya, kelihatannya harus kita pikirkan, bisa dilakukan secara in class (seminar atau kuliah umum)n atau dalam keseharian dilakukan sosialisasi terkait pentingnya perekatan NKRI. Saya pikir paling ampuh lewat sosial media,” pungkasnya. (mg7/tur)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan