5.312 Desa di Jabar Akan Punya Penghafal Alquran

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sebanyak 5.312 desa akan punya penghafal Alquran melalui program Sadesha (Satu Desa Satu Hafidz).

“Program ini kecepatannya luar biasa tahun lalu menghasilkan 1.500 hafidz yang kita berikan beasiswa untuk mencetak hafidz Alquran. Sekarang 4.500 hafidz,” kata Emil.

Emil menjelaskan, program Sadesha sendiri terbagi menjadi dua, yakni beasiswa bagi penghafal Alquran dan pemberdayaan para hafidz sebagai pengajar Alquran di desa-desa untuk mencetak penghafal-penghafal Alquran baru.

“Yang belajar langsung dan hafidz Alquran kita kirim ke desa-desa untuk melatih masyarakat desa menjadi penghafal Alquran,” ucap Emil.

Program Sadesha juga sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM tak hanya mengenai teknologi dan pendidikan, tapi juga keagamaan juga perlu ditingkatkan.

“Saya yakin kalau generasi kita qurani, maka Allah SWT akan memberikan pertolongan dan berkat rahmat-Nya kepada tanah Jabar,” ucap Emil.

Emil menjelaskan, para penghafal Alquran dari program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) itu, mengemban tugas untuk melatih warga desa menjadi penghapal Quran. Demi terwujudnya satu hafidz di total 5.312 desa yang ada.

Selain mencetak penghafal Alquran di desa, para hafidz dan hafidzah ini juga diberi tugas untuk memberikan pemahaman tentang Alquran yang komprehensif, pemahaman agama, dan menangkal paham radikalisme.

Namun tujuan program Sadesha ini juga untuk memberantas buta huruf Alquran di Jawa Barat. Program Sadesha yang diklaim pertama kali ada di Indonesia, kata Kamil, sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Menurut dia, peningkatan kualitas SDM tak hanya mengenai teknologi dan pendidikan, tapi juga mencakup keagamaan yang perlu ditingkatkan.

“Sesuai visi misi kami, Jabar Juara Lahir dan Batin, tak hanya pembangunan fisik yang kita kejar tapi masyarakat Jabar juga harus religius,” dia menjelaskan.

Dalam visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, program Satu Desa Satu Hafidz bersanding bersama tujuh program keumatan lainnya yakni Magrib Mengaji, Subuh Berjamaah Keliling, Zakat Digital, One Pesantren One Product (OPOP), English for Ulama, Dakwah Digital, serta Perda Pesantren. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan