BANDUNG – Untuk mencegah terjadinya gagal proyek, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengubah pola lelang agar proyek pembangunan yang direncanakan berjalan lancar. Salah satu caranya adalah mempercepat proses lelang di awal tahun dan didukung regulasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menyebutkan, saat ini memang masih ada beberapa proyek yang proses lelangnya dilakukan pada pertengahan tahun. Hal ini tentu akan menghambat pelaksanaan pembangunan apabila lelang yang dilakukan tidak berjalan baik. Ema juga menyebutkan, secara regulasi sangat memungkinkan proses lelang itu bisa dilakukan di awal meski APBD belum disahkan. Hanya saja memang belum melakukan perikatan berupa kontrak kerja.
“Tahapan administrasi bisa dimulai meski APBD belum diketok. Tapi selama sudah disepakati menuju ketok harusnya sih (administrasi lelang) bisa berjalan. Yang penting tidak boleh itu ada perikatan karena APBD belum disahkan,” ujarnya di Balai Kota, Rabu (28/8).
Dia mencontohkan, gagalnya lelang pada proyek pembangunan kolam retensi di Gedebage menjadi perhatian pemerintah. Proyek itu kemungkinan tidak bisa terealisasi karena pemenang lelang dibatalkan akibat adanya sanggahan.
“Harus ada perubahan mindset. Jangan kok kembali berulang seperti begini. Kenapa lelang mendekati tiga perempat tahun. Dengan kejadian ada pembatalan lelang, mau lelang lagi meski sudah clear pemenangnya tapi dari sisi waktu tidak memungkinkan akhirnya mubazir. Jangan sampai lah hal-hal itu terjadi,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya menekankan, agar setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menyiapkan perencanaan dengan baik agar proses lelang pekerjaan bisa dimulai di awal tahun. Apalagi sebetulnya per-2 Januari APBD itu sudah bisa dieksekusi.
“Kita 2019 per tanggal 2 Januari APBD sudah bisa dieksekusi dan kita ingin ulang di 2020. Jadi lelang di antaranya harus bisa di awal tahun. Jangan sampai APBD di awal tahun tapi kinerjanya sama APBD (lelang) di pertengahan tahun. Itu tidak bagus,” pungkasnya. (mg2/drx)
