Disdik Akui Pembangunan Ruang Kelas Belum Merata

BANDUNG – Walaupun membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga tidak bisa terealisasi secara keseluruhan, namun Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung terus berupaya melakukan penambahan ruang kelas dalam setiap tahunnya.

Disdik sendiri mengakui jika hingga saat ini ruang kelas dan ruang penunjang di sekolah khususnya untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih kurang.

Kepala Bidang Pembinaan Pengembangan Sekolah Dasar, Dani Nurahman mengatakan, selama ini upaya penambahan ruang kelas sangat membutuhkan biaya tidak sedikit. Sehingga tidak dapat dituntaskan secara langsung. Terlebih, penuntasan kekurangan tersebut sesuai budgeting anggaran dari pemerintah.

”Target kita satu tahun itu ada penambahan, tapi juga tergantung dana yang tersedia daripemerintah. Tapi ada seberapa kita tetap optimalkan,” kata Dani di Balai Kota, Jalan Wastu Kencana, Kamis (14/11).

Selain keterbatasan anggaran, lanjutnya, penyebab lemahnya penyedian ruangan kelas ialah keterbatasan lahan. Sehingga dia mengaku pihaknya saat ini menyesiasati hal tersebut dengan menambahkan bangunan ke atas atau vertikal.

”Strategi kita, karena keterbatasan lahan yang kita bangun dari eksisting yang ada itu jadi tiga lantai,” ucapnya.

Dia berharap dengan sistem pembangunan tersebut, dapat menambah daya tampung siswa. Dia mengaku, saat ini pihaknya lebih memfokuskan untuk sekolah SMP dengan tujuan mengisi blank spot.

”Itu jadi konsentrasi kita, rencananya mengisi blank spot, sekarang sudah ada lima sekolah dari 2018 hingga 2019 yang dirintiskan,” jelasnya.

Sementara itu, untuk 2020 pihaknya akan melakukan pendataan titik mana yang harus dibangun. Kendati demikian, Dani tidak dapat menyebutkan secara detail berapa ruang kelas yang harus dibangun.

”Kita harus membuka dokumen terlebih dulu terkait dimana saja ruang kelas yang telah dibangun, hanya saja jumlah ruang kelas yang telah dibangun sejauh ini mencapai 59 lokasi mencakup SD dan SMP,” sebutnya.

Dijelaskannya, dari 59 lokasi yang sudah dibangun, semuanya merupakan ruang kelas baru. Menurutnya ada dua hal yang berbeda saat membangun ruang kelas, sehingga saat pembangunan seluruh gedung sekolah harus dibongkar dan diperkuat konstruksinya.

”Kecenderungan bangunan dulu itu tidak diciptakan untuk tiga lantai, jadi kita bongkar dulu semuanya kemudian diperkuat konstruksinya untuk bisa menahan tiga lantai,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan