Batasi Minimarket untuk Menghidupkan Kambali Warung Tradisional

Bukan tak mampu bersaing, dengan adanya minimarket waralaba dan didukung oleh perubahan gaya hidup masyarakat pedesaan. Akibatnya, tak sedikit masyarakat yang lebih memilih berbelanja ke minimarket hanya demi gengsi, ketimbang belanja ke warung tradisional sekalipun harganya lebih murah.

Asep tak menampik jika keberadaan minimarket waralaba memang membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Namun jumlah tenaga kerja yang terserap jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah orang yang akan kehilangan hajat hidup jika warung tradisional mereka bangkrut.

”Sekarang di satu minimarket paling warga yang dipekerjakan hanya 2-3 orang. Sedangkan jika sebuah warung tradisional tutup, sekeluarga akan kehilangan penghidupan. Kalau anaknya dua saja, berarti ada empat orang yang kehilangan hajat hidup,”pungkasnya. (rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan